IHSG Terkoreksi di Akhir Sesi Perdagangan, Rupiah Kembali Tertekan
Pelemahan IHSG dan Tekanan Rupiah Warnai Penutupan Pasar
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mengakhiri perdagangan hari Rabu (18/6/2025) di zona merah, melanjutkan tren negatif yang terlihat sejak awal sesi. Penurunan ini mencerminkan sentimen pasar yang kurang menggembirakan di tengah berbagai faktor ekonomi yang memengaruhi pergerakan investasi.
IHSG tercatat turun sebesar 0,67 persen atau 48,06 poin, menutup hari di level 7.107,78. Pelemahan ini sudah terasa sejak pembukaan pasar, dengan indeks terus bergerak turun hingga sesi pertama berakhir. Meskipun sempat ada upaya untuk rebound, tekanan jual kembali mendominasi di sesi kedua, mendorong IHSG mencapai titik terendahnya di 7.089,45.
Data perdagangan menunjukkan bahwa jumlah saham yang mengalami penurunan (losers) lebih banyak dibandingkan saham yang menguat (gainers). Tercatat 228 saham berhasil parkir di zona hijau, sementara 361 saham lainnya harus puas berada di zona merah. Sebanyak 212 saham memilih untuk tidak bergerak atau stagnan. Total nilai transaksi pada penutupan perdagangan mencapai Rp 11,45 triliun dengan volume sebesar 20,45 miliar saham.
Beberapa saham yang menjadi top losers dan memberikan kontribusi signifikan terhadap penurunan IHSG antara lain:
- Bank Central Asia (BBCA), turun 1,93 persen ke level 8.900
- Amman Mineral Internasional (AMMN), turun 4 persen ke level 7.800
- Pertamina Geothermal Energy (PGEO), turun 3,11 persen ke level 1.560
Di sisi lain, beberapa saham berhasil mencatatkan kenaikan dan sedikit menahan laju penurunan IHSG, di antaranya:
- Essa Industries Indonesia (ESSA), naik 15,57 persen ke level 705
- Adaro Minerals Indonesia (ADMR), naik 2,48 persen ke level 1.035
- Aneka Tambang (ANTM), naik 2,31 persen ke level 3.550
Kondisi Pasar Regional
Performa bursa saham regional juga menunjukkan hasil yang beragam. Indeks Strait Times Singapura turun 0,21 persen, sementara Shanghai Composite Tiongkok naik tipis 0,04 persen. Nikkei 225 Jepang mencatatkan kenaikan signifikan sebesar 0,90 persen, namun Hang Seng Hong Kong mengalami penurunan tajam sebesar 1,12 persen.
Pergerakan Rupiah
Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS juga terpantau mengalami tekanan. Berdasarkan data Bloomberg, rupiah ditutup melemah di pasar spot pada level Rp 16.312,5 per dolar AS, atau turun 0,14 persen dibandingkan penutupan sebelumnya. Data dari kurs tengah Jisdor menunjukkan nilai tukar rupiah berada di level Rp 16.319 per dolar AS, mengalami sedikit penguatan dibandingkan hari sebelumnya.
Secara keseluruhan, penutupan pasar hari ini diwarnai oleh sentimen negatif yang tercermin dari pelemahan IHSG dan tekanan terhadap nilai tukar rupiah. Investor akan terus memantau perkembangan ekonomi global dan domestik untuk mengantisipasi pergerakan pasar di hari-hari mendatang.