Perseteruan Publik Berlanjut: Anak Transgender Elon Musk Tuduh Ayahnya Lakukan IVF Selektif dan Membantah Klaim Masa Kecilnya

Perseteruan Publik Berlanjut: Anak Transgender Elon Musk Tuduh Ayahnya Lakukan IVF Selektif dan Membantah Klaim Masa Kecilnya

Vivian Jenna Wilson, anak transgender miliarder Elon Musk, kembali melancarkan kritik pedas terhadap ayahnya melalui media sosial. Dalam serangkaian unggahan di platform Threads, Wilson menuduh Musk telah melakukan pembuahan in-vitro (IVF) dengan metode seleksi jenis kelamin, yang menurutnya ilegal. Pernyataan ini muncul sebagai eskalasi terbaru dalam hubungan yang telah lama tegang antara keduanya.

Wilson, yang sebelumnya telah secara resmi memutuskan hubungan hukum dengan Musk, menyatakan bahwa penentuan jenis kelaminnya saat lahir merupakan “komoditas yang dibeli dan dibayar.” Ia merasa tindakan ayahnya tersebut telah mereduksi dirinya menjadi sebuah produk, sebuah komoditas yang dibentuk sesuai keinginan orangtua. Pernyataan ini dibarengi dengan ungkapan amarahnya terhadap tekanan maskulinitas yang harus ia hadapi sepanjang hidupnya, yang menurutnya merupakan konsekuensi langsung dari tindakan ayahnya.

"Jenis kelamin yang ditetapkan untukku saat lahir adalah komoditas yang dibeli dan dibayar. Jadi, ketika aku tumbuh sebagai anak feminin saat kecil dan kemudian menjadi transgender, aku menentang produk yang dijual," tulis Wilson dalam unggahannya. Ia menambahkan, "Harapan akan maskulinitas yang harus kulawan sepanjang hidupku adalah transaksi moneter. Transaksi moneter. TRANSAKSI MONETER. Bagaimana ini bisa legal?"

Kontroversi ini bukan yang pertama kali terjadi antara Wilson dan Musk. Sebelumnya, Wilson telah membantah pernyataan Musk yang menggambarkan masa kecilnya sebagai seorang anak laki-laki yang gay dan autistik. Ia secara tegas menyanggah klaim tersebut, menyebutnya sebagai informasi yang tidak benar dan sama sekali tidak sesuai dengan pengalaman hidupnya. Ia juga menyindir jumlah saudara tirinya yang terus bertambah, yang seakan mempertegas perasaannya atas kurangnya perhatian dan hubungan personal dengan ayahnya.

"Ada banyak hal yang perlu aku bantah tapi aku akan mulai dengan apa yang aku anggap paling lucu yaitu cuitan 'agak autistik'. Ini benar-benar palsu. Tidak pernah terjadi padaku. Tidak pernah. Aku bahkan tidak tahu dia dapat dari mana," ungkap Wilson menanggapi klaim ayahnya.

Lebih lanjut, Wilson juga mengungkapkan kekecewaannya atas banyak hal yang diungkap ayahnya melalui media sosial, dan mengecam tindakan yang dianggapnya sebagai eksploitasi atas pengalaman pribadinya. Sengketa ini semakin memperumit hubungan keluarga yang sudah renggang, dan membuka debat publik tentang etika IVF selektif dan dampaknya bagi individu.

Penggunaan IVF selektif untuk menentukan jenis kelamin bayi, meskipun di beberapa negara diizinkan untuk alasan medis, tetap menjadi isu yang kontroversial. Kasus Wilson menyoroti kompleksitas isu ini, serta dampak emosional dan psikologis yang ditimbulkan pada anak yang terlahir dalam situasi seperti ini. Perseteruan publik ini menimbulkan pertanyaan mendalam tentang tanggung jawab orangtua, hak anak, dan implikasi etis dari teknologi reproduksi mutakhir.

Perkembangan kasus ini tentu akan terus dipantau. Pernyataan Wilson yang keras dan terus-menerus menuduh ayahnya, serta pernyataan Musk sebelumnya, menunjukkan bahwa konflik antara keduanya belum berakhir dan kemungkinan akan berlanjut di ranah publik.