Mengenal Tokek Rumah: Penyebab Kehadiran dan Strategi Pengendalian
Mengenal Tokek Rumah: Penyebab Kehadiran dan Strategi Pengendalian
Suara khas tokek, Gekko gecko, seringkali menggema di malam hari, menandakan kehadiran reptil nokturnal ini di lingkungan hunian manusia. Serupa namun berbeda dengan cecak, tokek rumah memiliki ukuran tubuh yang lebih besar dan ciri fisik yang khas. Kulitnya yang bersisik granular, pupil mata tegak berbentuk jorong dengan tepian bergerigi, serta jari-jari kaki yang dilengkapi bantalan pelekat (scansor) untuk mencengkeram permukaan, menjadikannya mudah beradaptasi di berbagai lingkungan, termasuk rumah tinggal.
Karakteristik Fisik Tokek Rumah:
- Kulit punggung bersisik granular dengan bintil-bintil menonjol.
- Pupil mata tegak, berbentuk jorong dengan tepian bergerigi.
- Jari-jari kaki yang melebar di ujung, terkadang dengan selaput di antara pangkal jari, dan dilengkapi cakar.
- Bantalan pelekat (scansor) pada sisi bawah jari untuk menempel pada berbagai permukaan.
Tokek rumah memiliki distribusi habitat yang luas, mulai dari hutan primer dan sekunder hingga perkebunan dan permukiman manusia, pada ketinggian 0-1.200 meter di atas permukaan laut. Aktivitasnya yang dominan di malam hari menjadikan kehadirannya seringkali baru disadari melalui suara khasnya. Keberadaan tokek di rumah bukanlah fenomena yang sepenuhnya negatif, namun suara dan potensi kotoran yang dihasilkan dapat menjadi sumber ketidaknyamanan bagi penghuni rumah.
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kehadiran Tokek di Rumah:
Boyke Arie Pahlevi, Ketua Umum Asosiasi Perusahaan Jasa Industri Pest Management Indonesia (APJIPMI), menjelaskan bahwa tokek umumnya menghuni lubang pohon, di bawah bebatuan, atau kayu di alam liar. Namun, ketersediaan sumber daya di sekitar rumah, seperti makanan, air, dan tempat berlindung, menjadi daya tarik bagi tokek untuk menetap di lingkungan hunian manusia. Sanitasi rumah yang buruk dapat memicu peningkatan populasi serangga, yang menjadi sumber makanan utama tokek. Nyamuk, lalat, dan serangga lainnya menjadi mangsa empuk bagi predator nokturnal ini. Selain serangga, tokek juga mengonsumsi cacing dan terkadang reptil yang lebih kecil.
Tokek betina bertelur, biasanya diletakkan menempel di sudut-sudut ruangan, di balik lemari, atau pajangan dinding. Lokasi ini seringkali digunakan berulang kali oleh tokek yang sama. Perilaku reproduksi ini juga berkontribusi pada penambahan populasi tokek di dalam rumah.
Strategi Pengendalian Tokek di Rumah:
Pengendalian populasi tokek tidak harus selalu bersifat membasmi. Strategi yang lebih efektif dan berkelanjutan adalah dengan mengelola lingkungan rumah agar tidak menarik kehadiran tokek. Hal ini meliputi:
- Perbaikan Sanitasi: Kebersihan rumah yang terjaga akan meminimalisir populasi serangga, mengurangi daya tarik tokek sebagai sumber makanan.
- Penutupan Akses Masuk: Menutup celah dan lubang pada dinding, atap, dan saluran pembuangan akan mencegah tokek masuk ke dalam rumah.
- Penggunaan Pestisida (dengan bijak): Sebagai pilihan terakhir, penggunaan pestisida khusus untuk reptil dapat dipertimbangkan, namun hal ini perlu dilakukan dengan hati-hati dan sesuai petunjuk penggunaan untuk menghindari dampak negatif terhadap lingkungan dan kesehatan manusia. Konsultasi dengan ahli pengendalian hama direkomendasikan.
Dengan memahami kebiasaan dan kebutuhan tokek, serta menerapkan strategi pengendalian yang tepat, kita dapat menjaga keseimbangan antara keberlangsungan hidup satwa dan kenyamanan di lingkungan rumah tinggal.