Proyek DME Batu Bara Berpotensi Didukung Pendanaan dari Danantara
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menyatakan optimisme terkait potensi dukungan pendanaan dari Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (BPI Danantara) untuk proyek Dimethyl Ether (DME) batu bara. Proyek ini dinilai memiliki daya tarik ekonomi yang signifikan dan berpotensi menjadi solusi strategis untuk menggantikan Liquified Petroleum Gas (LPG).
Direktur Pembinaan Pengusahaan Batu Bara Kementerian ESDM, Surya Herjuna, mengungkapkan bahwa pemerintah tengah melakukan evaluasi mendalam terhadap aspek keekonomian proyek-proyek DME. Menurutnya, jika proyek DME menunjukkan potensi ekonomi yang menjanjikan, Danantara akan tertarik untuk berinvestasi.
"Jika proyek DME ini memberikan tingkat keekonomian yang potensial, saya yakin Danantara akan terlibat. Sumber daya sudah tersedia, lembaga pengelola investasi sudah ada, pendanaan pun sudah dialokasikan. Tinggal menunggu kajian ekonomi yang komprehensif," ujar Surya dalam acara Economic Update 2025 di Jakarta.
Proyek DME sendiri merupakan inisiatif untuk mengubah batu bara melalui proses gasifikasi menjadi Dimethyl Ether, yang dapat digunakan sebagai pengganti LPG. Bambang Patijaya, Ketua Komisi XII DPR RI, menjelaskan bahwa pembentukan Danantara bertujuan untuk mengkonsolidasikan dan menyediakan pendanaan bagi proyek-proyek strategis yang mungkin sulit mendapatkan dukungan dari perbankan komersial.
"Pemerintah memiliki kepentingan dan harapan besar terhadap proyek-proyek strategis. Danantara hadir untuk mendukung proyek-proyek tersebut agar dapat direalisasikan," kata Bambang.
Sebelumnya, Menteri ESDM Bahlil Lahadalia menegaskan bahwa proyek DME akan terus dilanjutkan di bawah pemerintahan Presiden Prabowo Subianto, dengan fokus pada pengembangan DME tanpa keterlibatan investasi asing.
"Kami berencana membangun DME yang berbahan baku batu bara kalori rendah, sebagai substitusi LPG. Langkah ini diambil untuk menciptakan produk yang dapat dipasarkan sebagai pengganti impor," jelas Bahlil.
Bahlil menambahkan bahwa proyek DME sempat mengalami kendala setelah investor asal Amerika Serikat, Air Product, mengundurkan diri. Meskipun Presiden Joko Widodo (Jokowi) telah melakukan peletakan batu pertama proyek tersebut, tawaran investasi dari China juga tidak berhasil diimplementasikan. Saat ini, proyek DME akan dilanjutkan tanpa investasi asing, dengan keterlibatan pihak asing hanya terbatas pada penyediaan teknologi.
Rencananya, akan ada beberapa proyek DME yang berlokasi di Sumatera Selatan, Kalimantan Timur, dan Kalimantan Selatan.
"Pendanaan Capex akan berasal dari pemerintah atau swasta nasional, dan salah satu sumber pendanaan potensial adalah Danantara," ungkap Bahlil.
Informasi tambahan menyebutkan bahwa Danantara berencana untuk mendanai sejumlah proyek hilirisasi, dengan total setidaknya 21 proyek yang telah diidentifikasi.
Berikut adalah daftar wilayah yang berpotensi menjadi lokasi pembangunan proyek DME:
- Sumatera Selatan
- Kalimantan Timur
- Kalimantan Selatan