Pemprov Banten Percepat Pembangunan Akses Wisata "Negeri di Atas Awan" dengan Jalan Beton

Pemerintah Provinsi Banten mengambil langkah cepat untuk meningkatkan aksesibilitas menuju destinasi wisata populer, "Negeri di Atas Awan", di Lebak. Upaya ini difokuskan pada perbaikan jalan yang rusak akibat bencana tanah longsor beberapa waktu lalu. Mengingat kerentanan wilayah tersebut terhadap longsor, penanganan khusus dan perencanaan yang matang menjadi prioritas utama.

Bencana longsor yang terjadi pada Desember 2024 telah menyebabkan kerusakan signifikan pada Jalan Cipanas-Ciparay, khususnya di KM 24 dan KM 28. Bahkan, pada KM 24, akses jalan sempat terputus total, menghambat aktivitas pariwisata dan perekonomian lokal. Meskipun penanganan sementara telah dilakukan untuk memungkinkan kendaraan roda empat melintas, perbaikan permanen menjadi krusial untuk memastikan keamanan dan kenyamanan jangka panjang bagi pengunjung dan warga setempat.

Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Provinsi Banten, Arlan Marzan, menyampaikan bahwa Gubernur Andra Soni telah menginstruksikan untuk mempercepat proses perbaikan. Targetnya, pelaksanaan perbaikan permanen dapat dimulai pada Juli 2025. Arlan menekankan bahwa kawasan Taman Nasional Gunung Halimun Salak (TNGHS), tempat "Negeri di Atas Awan" berada, merupakan daerah rawan longsor, sehingga penanganan harus dilakukan dengan sangat hati-hati.

Salah satu fokus utama dalam perbaikan jalan adalah sistem drainase. Di lokasi longsor KM 24, Dinas PUPR berencana membangun dua gorong-gorong untuk mengalirkan air. Langkah ini bertujuan untuk mencegah air meresap ke dalam tanah di bawah jalan, yang dapat memicu longsor. Gubernur Andra Soni juga mengingatkan pentingnya memperhatikan gorong-gorong di lokasi lain yang rawan longsor dan memerlukan penanganan khusus.

Solusi konstruksi yang dipilih untuk perbaikan jalan adalah pembangunan jalan beton. Di KM 24, jalan beton akan dibangun sepanjang 170 meter, sementara di KM 28 sepanjang 90 meter. Selain itu, akan dilakukan pemasangan bor pile dengan kedalaman 14 meter di KM 24 dan 12 meter di KM 28. Tembok penahan tanah (TPT) juga akan dicor untuk memperkuat struktur jalan dan mencegah longsor susulan. Pembangunan jalan beton ini diharapkan dapat memberikan solusi jangka panjang yang kuat dan tahan terhadap kondisi alam yang ekstrem.