Evaluasi Kinerja Atlet Pelatnas: PBSI Soroti Sinkronisasi Pelatih dan Atlet
Performa tim nasional bulu tangkis Indonesia sepanjang tahun 2025 menjadi sorotan tajam Persatuan Bulu Tangkis Seluruh Indonesia (PBSI). Kepala Bidang Pembinaan dan Prestasi (Kabid Binpres) PBSI, Eng Hian, mengungkapkan kekecewaannya atas hasil yang belum memenuhi ekspektasi, terutama di turnamen level Super 500 ke atas. Evaluasi mendalam pun dilakukan untuk mencari solusi atas permasalahan yang ada.
Eng Hian menyoroti kurangnya sinkronisasi antara pelatih dan atlet sebagai salah satu faktor utama yang menghambat performa. Ia menjelaskan bahwa perbedaan antara kemauan pelatih dan kebutuhan atlet seringkali menjadi kendala di lapangan. Upaya untuk menjembatani perbedaan ini terus diupayakan melalui rapat evaluasi intensif yang melibatkan pelatih teknik, pelatih fisik, dan tim pendukung.
"Masih banyak yang belum sinkron antara kemauan pelatih dan kebutuhan atlet, itu terjadi di lapangan," ujar Eng Hian.
PBSI telah melakukan berbagai perubahan, termasuk perekrutan pelatih baru melalui seleksi terbuka, dengan harapan dapat meningkatkan performa atlet. Namun, hasil yang diraih masih jauh dari target yang diharapkan. Dari sekian banyak turnamen yang diikuti, baru dua gelar juara yang berhasil diraih, yaitu di Thailand Masters dan Taipei Open 2025, keduanya merupakan turnamen level Super 300. Sementara di turnamen yang lebih bergengsi, para pemain pelatnas belum mampu menunjukkan performa terbaiknya.
Eng Hian menekankan pentingnya komunikasi dan koordinasi yang baik antara pelatih dan pemain. Ia berharap pelatih dapat menciptakan sistem dan perubahan yang efektif untuk meningkatkan performa tim. Target-target yang harus dicapai dalam enam bulan ke depan akan menjadi bahan evaluasi untuk perpanjangan kontrak pelatih.
Selain masalah sinkronisasi pelatih dan atlet, Eng Hian juga menyinggung mengenai faktor eksternal, seperti tuntutan sponsor, yang terkadang memaksa pemain untuk tampil di turnamen meskipun kondisinya belum siap. Hal ini menjadi perhatian PBSI, dan Eng Hian sedang berupaya untuk berdiskusi dengan pimpinan agar kondisi atlet menjadi prioritas utama sebelum memutuskan untuk mengirim mereka ke turnamen.
PBSI berkomitmen untuk terus melakukan evaluasi dan perbaikan demi meningkatkan performa tim nasional bulu tangkis Indonesia. Sinkronisasi antara pelatih dan atlet, komunikasi yang efektif, dan penanganan faktor eksternal menjadi fokus utama dalam upaya mencapai target yang diharapkan.
Berikut adalah poin-poin penting yang menjadi perhatian PBSI:
- Sinkronisasi antara pelatih dan atlet
- Komunikasi dan koordinasi yang efektif
- Penanganan faktor eksternal seperti tuntutan sponsor
- Evaluasi target dalam enam bulan ke depan
Dengan evaluasi yang komprehensif dan upaya perbaikan yang berkelanjutan, PBSI berharap tim nasional bulu tangkis Indonesia dapat segera meraih prestasi yang membanggakan di kancah internasional.
Target kedepan yang dibebankan kepada para pelatih menjadi perhatian khusus untuk dapat mengevaluasi perpanjangan kontrak pelatih di tahun berikutnya. Komando pelatih sangat penting dalam membuat sistem dan perubahan untuk meningkatkan hasil para atlet. Eng Hian juga memberikan contoh bahwa ada kalanya keinginan atlet untuk mengikuti turnamen tertentu harus disesuaikan dengan kondisi dan kesiapan atlet itu sendiri berdasarkan penilaian pelatih.
"Yang saya tekankan adalah bagaimana komandonya ini bisa membuat satu sistem, satu perubahan untuk pasukannya supaya bisa mendapatkan hasil yang lebih baik. Tentunya nanti untuk evaluasi pada kontrak selanjutnya," tegasnya.