Jemaah Haji Saudia Airlines Tak Gentar Hadapi Ancaman Bom di Pesawat

Insiden ancaman bom yang menimpa pesawat Saudia Airlines yang mengangkut jemaah haji tidak menimbulkan kepanikan berarti di kalangan penumpang. Beberapa jemaah haji mengungkapkan ketenangan mereka pasca-kejadian tersebut.

Janaden (60), seorang jemaah haji yang berada di dalam pesawat, menuturkan bahwa dirinya dan para penumpang lain tidak dilanda kepanikan. Setibanya di darat, mereka mendapati aparat keamanan seperti polisi, TNI, dan tim gegana telah bersiaga.

Sebelum pendaratan darurat, Janaden tengah menikmati santap siang bersama istrinya. Ia kemudian diminta untuk membereskan makanannya, yang ia kira sebagai persiapan pendaratan di Bandara Soekarno-Hatta. Namun, ia baru menyadari bahwa pesawat telah mendarat di Bandara Internasional Kualanamu setelah mendapat informasi dari sesama jemaah.

"Setelah satu jam, saya baru tahu ada ancaman bom, tapi saya tidak tahu detailnya," ujarnya. Ia juga menambahkan bahwa tidak ada pemberitahuan mengenai ancaman teror bom selama penerbangan.

Kesan serupa juga diungkapkan oleh Hans (54), jemaah haji lainnya. Ia merasa heran dengan situasi yang terjadi begitu cepat dan mendadak. Ia merasa lebih heran daripada takut, karena mereka telah berhasil keluar dari pesawat dengan selamat.

Hans menceritakan kebingungannya saat menyadari pesawat berputar arah, padahal menurutnya, pesawat sudah dekat dengan wilayah Sumatera Barat. Momen tersebut bertepatan dengan pembagian makan siang, namun pramugari segera meminta penumpang untuk melipat meja makan mereka.

Kebingungan Hans semakin bertambah saat tiba di Bandara Kualanamu dan melihat mobil pemadam kebakaran mendekat ke pesawat. Ia juga mengingat bahwa para penumpang diminta untuk segera meninggalkan pesawat.

"Untungnya, kami langsung ditenangkan, diberi makan, dan dijamin keamanannya. Kami berada dalam posisi darurat, tapi saya tidak sempat merasakan efeknya," jelas Hans.

Seperti yang telah diberitakan, pesawat Saudia Airlines melakukan pendaratan darurat di Bandara Internasional Kualanamu pada hari Selasa (17/6/2025) setelah pilot menerima informasi mengenai ancaman bom. Pesawat tersebut membawa ratusan jemaah haji dalam penerbangan dari Jeddah menuju Bandara Internasional Soekarno-Hatta di Jakarta.

Kombes Pol Ferry Walintukan, Kabid Humas Polda Sumut, mengkonfirmasi pendaratan darurat tersebut dan menjelaskan bahwa hal itu dilakukan karena adanya ancaman bom yang diterima oleh pilot.