Waspadai Gejala Awal Osteoartritis Lutut: Ancaman Tersembunyi Bagi Mobilitas
Osteoartritis lutut, atau yang lebih dikenal sebagai pengapuran lutut, merupakan kondisi degeneratif yang umum terjadi seiring bertambahnya usia. Kondisi ini seringkali dianggap remeh, namun dampaknya dapat signifikan menghambat aktivitas sehari-hari jika tidak terdeteksi dan ditangani sejak dini. Dr. Ludwig Andribrert P. Pontoh, Sp.OT, Subsp.PL dari RS Fatmawati, dalam sebuah diskusi daring yang diselenggarakan oleh Kementerian Kesehatan RI, menjelaskan bahwa pengapuran lutut bukanlah sebuah penyakit, melainkan bagian dari proses penuaan alami pada persendian.
Osteoartritis lutut adalah kondisi di mana terjadi kerusakan pada tulang rawan sendi. Berlawanan dengan kepercayaan umum, kondisi ini bukan disebabkan oleh kekurangan pelumas sendi, melainkan akibat peradangan yang justru memicu produksi cairan sendi berlebihan. Lutut menjadi area yang paling sering terdampak karena merupakan sendi terbesar dan menanggung beban tubuh secara terus-menerus. Faktor usia menjadi penyebab utama dalam sebagian besar kasus, mencapai sekitar 90 persen. Sisanya dapat dipicu oleh faktor risiko lain seperti cedera lutut, infeksi, atau kebiasaan yang mempengaruhi kondisi sendi.
Gejala Awal yang Sering Diabaikan
Meskipun merupakan bagian dari proses penuaan, dampak pengapuran lutut dapat diminimalkan dengan deteksi dini dan pengelolaan gaya hidup yang tepat. Berikut adalah beberapa gejala awal yang sering diabaikan:
- Nyeri Ringan Tanpa Sebab Jelas: Seringkali, penderita merasakan nyeri di lutut tanpa adanya riwayat cedera. Rasa sakit ini muncul secara tiba-tiba dan hilang timbul.
- Bunyi Krepitasi: Muncul suara “kertek-kertek” saat lutut ditekuk atau diluruskan, terutama saat melakukan aktivitas seperti naik turun tangga.
- Nyeri Saat Aktivitas Tertentu: Lutut mulai terasa sakit saat melakukan aktivitas tertentu seperti naik tangga, meskipun tidak terasa sakit saat berjalan datar.
- Kekakuan Setelah Duduk Lama: Setelah duduk dalam waktu yang lama, penderita perlu menggerak-gerakkan lutut terlebih dahulu sebelum dapat berjalan dengan lancar. Hal ini menandakan bahwa sendi mulai kehilangan kelenturannya.
- Keterbatasan Gerak: Penderita mulai mengalami kesulitan dalam menekuk lutut, seperti saat melakukan gerakan sujud dalam shalat. Lutut terasa kaku dan nyeri saat digerakkan.
- Nyeri yang Persisten: Pada tahap yang lebih lanjut, penderita dapat merasakan nyeri bahkan saat beristirahat atau tidur. Dalam beberapa kasus, penggunaan alat bantu seperti tongkat mungkin diperlukan saat berjalan.
Dr. Ludwig menekankan pentingnya untuk tidak menunda pemeriksaan medis hingga kondisi memburuk. Menjaga berat badan ideal, menghindari cedera, dan menghindari aktivitas berlebihan yang membebani lutut dapat membantu memperlambat kerusakan sendi. Dengan memahami proses dan gejala pengapuran lutut, masyarakat diharapkan lebih waspada terhadap perubahan pada sendi lutut, terutama saat memasuki usia lanjut. Pemeriksaan medis sejak gejala awal dapat membantu memperlambat perkembangan pengapuran dan meningkatkan kualitas hidup pasien.