PLN Catat Laba Solid di Tengah Pertumbuhan Pendapatan Signifikan Tahun 2024

PT PLN (Persero) berhasil mencatatkan kinerja keuangan yang solid sepanjang tahun 2024, dengan perolehan laba bersih sebesar Rp 17,76 triliun. Meskipun angka ini menunjukkan penurunan dibandingkan laba bersih tahun 2023 yang mencapai Rp 22,07 triliun, perseroan mampu membukukan pertumbuhan pendapatan yang signifikan.

PLN melaporkan peningkatan pendapatan sebesar 11,9 persen, melonjak dari Rp 487,38 triliun pada tahun 2023 menjadi Rp 545,4 triliun di tahun 2024. Kinerja positif ini ditopang oleh peningkatan volume penjualan tenaga listrik serta efisiensi operasional yang terus ditingkatkan.

Direktur Utama PLN, Darmawan Prasodjo, menyampaikan apresiasi atas dukungan pemerintah yang berkelanjutan, yang dinilai sangat berperan dalam pencapaian kinerja perseroan. "Pencapaian ini tidak bisa dilepaskan dari peran besar dan keberpihakan pemerintah untuk mendukung PLN," ujarnya.

Penjualan Tenaga Listrik Mendorong Pendapatan

Sepanjang tahun 2024, PLN berhasil menjual tenaga listrik sebesar 306,22 terawatt hour (TWh), mengalami pertumbuhan sebesar 6,17 persen dibandingkan realisasi penjualan tahun 2023. Angka ini bahkan melampaui target yang ditetapkan pemerintah, mencapai 102,08 persen dari target sebesar 299,99 TWh. Kontribusi penjualan tenaga listrik menjadi faktor utama dalam peningkatan pendapatan perseroan, mencapai Rp 353,17 triliun, naik dari Rp 333,19 triliun pada tahun sebelumnya.

Komposisi penjualan listrik pada tahun 2024 didominasi oleh:

  • Sektor rumah tangga (43%)
  • Sektor industri (30%)
  • Sektor bisnis (19%)
  • Sektor lainnya (8%)

Ekspansi Jangkauan dan Program Listrik Desa

Peningkatan penjualan tenaga listrik didorong oleh upaya penambahan aset dan konsolidasi proses bisnis yang dilakukan PLN. Hasilnya, jumlah pelanggan PLN tumbuh sebesar 5,88 persen atau bertambah 3,72 juta pelanggan dibandingkan periode sebelumnya.

PLN juga terus memperluas jangkauan layanan, khususnya kepada pelanggan rumah tangga melalui program listrik desa (lisdes). Sejalan dengan arahan pemerintah, pembangunan infrastruktur kelistrikan di daerah tertinggal, terdepan, dan terluar (3T) terus menjadi prioritas. Upaya ini berhasil meningkatkan rasio elektrifikasi nasional menjadi 99,83 persen.

Penambahan pelanggan berdampak positif pada peningkatan penjualan listrik di sektor rumah tangga sebesar 130,43 TWh, atau naik 6,62 persen. Darmawan Prasodjo menegaskan komitmen PLN untuk memastikan pemerataan akses listrik di seluruh Indonesia, terutama di wilayah pedesaan.

Dukungan untuk Hilirisasi Industri

Selain fokus pada peningkatan layanan kepada pelanggan rumah tangga, PLN juga aktif mendukung program hilirisasi nasional. Hal ini tercermin dari peningkatan penjualan tenaga listrik ke sektor industri sebesar 4,17 persen, mencapai 92,28 TWh.

PLN berkomitmen untuk terus mendukung program hilirisasi nasional sebagai bagian dari upaya memperkuat ketahanan energi dan mendorong pertumbuhan industri dalam negeri. Ketersediaan pasokan listrik yang handal dan terjangkau menjadi kunci untuk menarik investasi dan meningkatkan daya saing industri nasional.