GBU-57: Senjata Andalan AS untuk Hancurkan Fasilitas Nuklir Bawah Tanah Iran?

Meningkatnya ketegangan di Timur Tengah kembali menyoroti kemampuan militer Amerika Serikat, khususnya sebuah bom khusus yang dirancang untuk menghancurkan fasilitas nuklir bawah tanah. Bom yang dikenal sebagai GBU-57 Massive Ordnance Penetrator (MOP), menjadi perbincangan hangat terkait potensi penggunaannya terhadap fasilitas nuklir Iran yang tersembunyi di bawah tanah.

GBU-57, dengan berat mencapai 13,6 ton, merupakan bom penghancur bunker yang dirancang untuk menembus lapisan tanah dan batuan yang tebal sebelum meledak. Kemampuannya untuk menembus hingga kedalaman 61 meter di bawah tanah menjadikannya senjata yang ideal untuk menargetkan fasilitas-fasilitas nuklir yang dilindungi secara mendalam.

Ancaman Terhadap Fasilitas Nuklir Iran

Fasilitas nuklir Fordo menjadi perhatian utama karena lokasinya yang berada di bawah tanah dan dilindungi oleh sistem pertahanan udara. Badan Tenaga Atom Internasional (IAEA) melaporkan bahwa Fordo tidak mengalami kerusakan dalam serangan baru-baru ini. Fasilitas ini dibangun di lereng gunung dekat Kota Qom, sekitar 95 kilometer di sebelah barat daya Teheran, dan diyakini telah dimulai sekitar tahun 2006. Fasilitas tersebut mulai beroperasi pada 2009. Selain terkubur sekitar 80 meter di bawah batu dan tanah, Fordo dilaporkan dilindungi oleh sistem rudal permukaan-ke-udara buatan Iran dan Rusia. Pada Maret 2023, Badan Energi Atom Internasional (IAEA) mendeteksi partikel uranium yang diperkaya hingga kemurnian 83,7% hampir setara dengan kadar uranium untuk membuat senjata nuklir di lokasi tersebut.

Kapasitas Penghancur GBU-57

Para ahli militer meyakini bahwa hanya Amerika Serikat yang memiliki kemampuan untuk menghancurkan fasilitas bawah tanah seperti Fordo secara konvensional. GBU-57 dirancang dengan selongsong baja yang sangat tebal dan dikeraskan untuk menembus lapisan batuan yang padat. Bom ini lebih kuat dari MOAB (Massive Ordnance Air Blast), yang dikenal sebagai "Induk dari semua bom," yang digunakan dalam pertempuran di Afghanistan pada 2017.

Pertimbangan Strategis dan Implikasi Politik

Penggunaan GBU-57 oleh Amerika Serikat akan membawa implikasi politik yang signifikan. Intervensi militer langsung terhadap program nuklir Iran dapat memicu konflik yang lebih luas di kawasan tersebut. Selain itu, terdapat opsi lain seperti menyerang pintu masuk fasilitas, memutus aliran listrik, atau mengambil tindakan lain yang lebih terbatas.

Kapabilitas Pengiriman

Bomber siluman B-2 Spirit, dengan jangkauan operasional yang luas dan kemampuan membawa muatan besar, menjadi platform ideal untuk pengiriman GBU-57. Pesawat ini dapat terbang jauh ke Timur Tengah dari Amerika Serikat tanpa perlu mengisi bahan bakar di udara. Setiap pesawat B-2 dapat membawa dua bom GBU-57, dan beberapa bom kemungkinan akan dibutuhkan. Pesawat pengebom berat jarak jauh ini memiliki jangkauan sekitar 11.000 kilometer tanpa pengisian bahan bakar, dan hingga 18.500 kilometer dengan satu kali pengisian bahan bakar di udara. Cara ini yang memungkinkan pesawat itu mencapai hampir semua lokasi di dunia dalam hitungan jam, menurut Northrop Grumman. Menurut produsennya, B-2 dapat membawa muatan seberat 18.000 kg. Namun, Angkatan Udara AS mengatakan telah berhasil menguji B-2 dengan membawa dua penghancur bunker GBU-57A/B dengan berat total sekitar 27.200 kg.

GBU-57 tetap menjadi simbol kekuatan militer AS dan kemampuannya untuk menghadapi ancaman nuklir yang tersembunyi. Keputusan untuk menggunakan senjata ini akan bergantung pada pertimbangan strategis dan politik yang kompleks, dengan potensi konsekuensi yang luas bagi stabilitas regional dan global.