Eksploitasi Lingkungan Ancam Pariwisata Raja Ampat, Kemenparekraf Serukan Tindakan Tegas

Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) menyampaikan kekhawatiran mendalam terkait peningkatan aktivitas eksploitasi lingkungan yang mengancam kelestarian alam Raja Ampat, Papua Barat Daya.

Laporan-laporan yang mengkhawatirkan mengenai kerusakan lingkungan akibat aktivitas manusia telah muncul dalam beberapa pekan terakhir, memicu keprihatinan luas di kalangan masyarakat dan pemangku kepentingan.

Deputi Bidang Industri dan Investasi Kemenparekraf, Rizki Handayani Mustafa, menyatakan keprihatinannya atas kerusakan yang terjadi. Ia menekankan bahwa dampak eksploitasi lingkungan tidak terbatas pada kerusakan visual di daratan, tetapi juga merusak ekosistem bawah laut yang merupakan aset utama Raja Ampat. Raja Ampat, yang dikenal sebagai pusat keanekaragaman hayati laut dunia, adalah rumah bagi berbagai spesies endemik yang tidak ditemukan di tempat lain.

"Dampak terhadap pelestarian fauna dan flora, di Raja Ampat itu endemik burung luar biasa di Raja Ampat itu," ujarnya.

Ancaman terhadap lingkungan tidak hanya terjadi di Raja Ampat. Wilayah lain seperti Sulawesi Utara, Maluku Utara, dan Kalimantan juga mengalami masalah serupa. Banyak pihak, termasuk masyarakat dan pelaku usaha, belum sepenuhnya menyadari dampak serius dari perusakan lingkungan, terutama yang dilakukan oleh perusahaan besar.

Kemenparekraf sebelumnya telah mengambil langkah-langkah strategis untuk melindungi Raja Ampat sebagai respons terhadap isu nasional #saverajaampat. Rapat koordinasi lintas sektor diadakan untuk memperkuat langkah-langkah perlindungan jangka panjang.

Salah satu inisiatif utama yang sedang dipertimbangkan adalah mendorong Raja Ampat untuk berfokus pada quality tourism, dengan mengedepankan sustainable tourism serta investasi hijau yang berpihak pada masyarakat dan lingkungan.

Pengembangan pariwisata di Raja Ampat harus didasarkan pada kelestarian lingkungan dan kesejahteraan masyarakat lokal. Seluruh kebijakan pembangunan kawasan Raja Ampat di masa depan harus berpedoman pada prinsip keberlanjutan, keadilan sosial, dan ketahanan ekosistem.

Prioritas utama adalah menjaga kelestarian ekosistem Raja Ampat yang unik dan rentan. Upaya ini mencakup:

  • Pengawasan ketat terhadap aktivitas yang berpotensi merusak lingkungan, seperti penambangan ilegal, penebangan hutan, dan pencemaran laut.
  • Penerapan sanksi tegas bagi pelaku perusakan lingkungan.
  • Promosi praktik pariwisata berkelanjutan yang bertanggung jawab terhadap lingkungan.
  • Pemberdayaan masyarakat lokal untuk berpartisipasi dalam pengelolaan sumber daya alam secara berkelanjutan.

Kemenparekraf mengajak seluruh pihak terkait, termasuk pemerintah daerah, masyarakat sipil, pelaku usaha, dan masyarakat lokal, untuk bersinergi dalam menjaga kelestarian Raja Ampat. Dengan kerja sama yang solid, Raja Ampat dapat terus menjadi destinasi pariwisata yang indah dan berkelanjutan, memberikan manfaat ekonomi bagi masyarakat setempat tanpa mengorbankan kelestarian alam.