Eskalasi Konflik Iran-Israel Picu Evakuasi Massal Warga Negara Eropa
Gelombang Evakuasi Warga Eropa dari Israel Meningkat Akibat Konflik Iran-Israel
Eskalasi konflik antara Iran dan Israel telah mendorong negara-negara Eropa untuk mempercepat pemulangan warga negara mereka dari wilayah tersebut. Ratusan orang telah dievakuasi dalam beberapa hari terakhir, dan diperkirakan jumlah ini akan terus bertambah seiring dengan meningkatnya kekhawatiran akan keamanan.
Jerman, misalnya, telah mengatur penerbangan komersial sewaan dari Yordania untuk mengevakuasi sekitar 200 warganya. Menteri Luar Negeri Italia, Antonio Tajani, juga mengumumkan penyediaan penerbangan bagi warga Italia yang ingin meninggalkan Israel. Yunani telah berhasil memulangkan 105 warga negaranya, serta sejumlah warga negara asing dari berbagai negara.
Proses evakuasi melibatkan koordinasi yang kompleks dan kerjasama antarnegara. Warga negara yang dievakuasi dari Israel diterbangkan ke Sharm El-Sheikh, Mesir, sebelum melanjutkan perjalanan ke Athena dengan pesawat angkut militer Yunani. Penerbangan tersebut tidak hanya membawa warga negara Yunani dan keluarga mereka, tetapi juga warga negara dari Albania, Austria, Belgia, Bulgaria, Siprus, Prancis, Jerman, Georgia, Hungaria, Italia, Lithuania, Rumania, Swedia, Swiss, dan Amerika Serikat.
Polandia juga telah memulai proses pemulangan warganya, dengan penerbangan pertama telah tiba di negara tersebut dan penerbangan lainnya dijadwalkan. Bulgaria juga telah mengevakuasi 89 warganya dengan pesawat pribadi dari Israel.
Desakan untuk meninggalkan Israel dipicu oleh serangan udara yang dilakukan negara tersebut terhadap fasilitas nuklir dan militer Iran. Serangan ini memicu pembalasan dari Iran, yang mengakibatkan serangan di wilayah permukiman di kedua negara.
Berikut daftar negara yang warganya dievakuasi melalui Yunani:
- Albania
- Austria
- Belgia
- Bulgaria
- Siprus
- Prancis
- Jerman
- Georgia
- Hungaria
- Italia
- Lithuania
- Rumania
- Swedia
- Swiss
- Amerika Serikat
Situasi yang berkembang pesat ini menyoroti kerentanan warga sipil dalam konflik bersenjata dan pentingnya kesiapan pemerintah untuk melindungi warga negara mereka di luar negeri. Pemerintah asing terus memantau situasi dan menyesuaikan upaya evakuasi mereka sesuai kebutuhan untuk memastikan keselamatan warganya.