Trump Balas Tawaran Mediasi Putin untuk Konflik Iran-Israel: Fokus Dulu pada Ukraina!

Gedung Putih, Washington D.C. – Mantan Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, menanggapi proposal mediasi yang diajukan oleh Presiden Rusia, Vladimir Putin, terkait konflik antara Iran dan Israel. Dalam pernyataannya, Trump mengindikasikan bahwa Putin sebaiknya memprioritaskan penyelesaian konflik di Ukraina terlebih dahulu sebelum menawarkan diri sebagai penengah di wilayah lain.

"Saya berbicara dengannya kemarin, dan dia benar-benar menawarkan untuk membantu menjadi penengah. Saya katakan, 'biarkan saya, mediasi sendiri,'" ujar Trump kepada wartawan di sela-sela peresmian tiang bendera baru di Gedung Putih. "Mari kita mediasi Rusia dulu, oke? Saya katakan, Vladimir, mari kita mediasi Rusia dulu, Anda bisa mengurus ini nanti."

Komentar Trump muncul di tengah meningkatnya ketegangan antara Iran dan Israel, serta kelanjutan konflik yang berkepanjangan di Ukraina. Tawaran mediasi Putin awalnya ditanggapi dengan skeptisisme oleh sejumlah pihak, mengingat keterlibatan Rusia dalam konflik Ukraina dan hubungannya yang kompleks dengan Iran.

Juru bicara Kremlin, Dmitry Peskov, memberikan tanggapan terhadap pernyataan Trump, meskipun dengan nada meremehkan. Peskov menyatakan bahwa Trump mungkin berbicara secara kiasan mengenai waktu percakapan mereka. "Dia (Trump) berbicara secara kiasan. Hidup begitu penuh peristiwa saat ini sehingga melihat kembali beberapa hari ke belakang seperti melihat kembali ke kemarin," kata Peskov kepada kantor berita pemerintah Rusia TASS.

Sebelumnya, Trump dan Kremlin mengonfirmasi bahwa kedua pemimpin telah berbicara pada hari Sabtu, di mana Putin menyampaikan ucapan selamat ulang tahun kepada Trump yang ke-79. Selain itu, Trump juga sempat mengisyaratkan potensi perubahan dalam pemerintahan Iran dan kemungkinan negosiasi di masa depan. "Mereka ingin bertemu, mereka ingin datang ke Gedung Putih -- saya mungkin akan melakukannya," kata Trump kepada wartawan.

Terlepas dari tawaran mediasi Putin, Trump bersikeras bahwa perundingan damai untuk mengakhiri perang di Ukraina akan berhasil, meskipun Rusia meningkatkan serangan. Ia juga menegaskan kembali janjinya untuk mengakhiri perang tersebut dalam waktu 24 jam setelah menjabat, serta berjanji untuk melakukan perubahan besar terhadap Putin. Trump menggambarkan perang Ukraina sebagai sesuatu yang "sangat bodoh," yang dipicu oleh invasi Rusia ke negara tetangganya yang pro-Barat pada tahun 2022.