Ruang Hidup Terbatas Picu Tekanan Mental: Studi Ungkap Dampak Rumah Sempit

Pemerintah sedang mempertimbangkan rancangan rumah subsidi dengan luas 18 meter persegi, sebuah inisiatif yang bertujuan untuk meningkatkan keterjangkauan perumahan bagi masyarakat. Namun, rencana ini menuai perdebatan sengit, dengan banyak pihak yang mengkritik ukuran tersebut sebagai tidak layak huni. Studi-studi terbaru menunjukkan bahwa kualitas hunian memiliki korelasi signifikan dengan kesehatan mental individu.

Psikolog klinis, Divani Aery Lovian, M.Psi., menjelaskan bahwa kepadatan hunian, baik dari segi ruang maupun jumlah penghuni yang tidak proporsional, dapat meningkatkan beban psikologis. "Ada kaitan erat antara kondisi tersebut dengan peningkatan tekanan psikologis, terutama bagi keluarga berpenghasilan rendah yang mungkin tidak memiliki pilihan tempat tinggal lain," ujarnya.

Dampak Rumah Sempit pada Kesehatan Mental:

  • Stres: Keterbatasan ruang gerak dapat memicu stres karena individu merasa kehilangan kendali atas lingkungannya. Rumah seharusnya menjadi tempat berlindung yang nyaman, tetapi ruang yang sempit justru memperburuk stres.
  • Kecemasan: Kurangnya ruang untuk relaksasi dan menenangkan diri dapat memicu kecemasan. Individu yang sudah merasa tertekan di luar rumah akan semakin cemas jika tidak memiliki ruang pribadi untuk melepaskan penat.
  • Hiperwaspada: Rumah yang sempit mengurangi privasi, membuat penghuninya menjadi lebih waspada dan siaga terhadap lingkungan sekitar.
  • Konflik Keluarga: Interaksi yang terlalu intens akibat ruang yang terbatas dapat meningkatkan potensi konflik antar anggota keluarga. Tidak adanya jarak yang sehat dan ruang untuk menenangkan diri dapat memperburuk situasi.
  • Kualitas Tidur Buruk: Kualitas tidur yang buruk dapat berdampak negatif pada aspek psikologis. Preferensi tidur yang berbeda antar anggota keluarga, seperti kebutuhan akan cahaya atau suara, dapat mengganggu kualitas tidur.
  • Kewalahan Mental: Kurangnya ruang untuk menyendiri, relaksasi, dan mengatur diri sendiri dapat menyebabkan kewalahan mental. Jika situasi ini berlanjut, individu dapat merasa tertekan dan tidak berdaya.

Psikolog klinis dewasa, Adelia Octavia Siswoyo, M.Psi., menambahkan bahwa ruang gerak yang sempit dapat menyulitkan individu untuk melakukan aktivitas sehari-hari. "Tidak jarang seseorang merasa stres, sesak, cemas, hingga takut karena ruangan sempit menimbulkan rasa tidak berdaya," jelasnya.

Menteri Perumahan dan Kawasan Permukiman (PKP), Maruarar Sirait, menekankan bahwa rencana pengurangan luas rumah subsidi masih dalam tahap diskusi dan kajian. Pemerintah akan mempertimbangkan berbagai masukan sebelum mengambil keputusan final. "Saat ini saya masih dalam tahap menampung berbagai masukan. Keputusan akan diambil pada waktunya. Sampai hari ini belum ada keputusan yang ditetapkan," ujarnya.