Lulusan Baru di Jakarta Mengeluhkan Minimnya Peluang Kerja

Jakarta menjadi saksi bisu harapan dan kekecewaan para lulusan baru (fresh graduate) yang berjuang menembus ketatnya pasar kerja. Nadia (18) dan Reka (17), dua di antara sekian banyak lulusan yang hadir di Job Fair Gelanggang Remaja, Koja, Jakarta Utara, menyuarakan aspirasi mereka. Keduanya sama-sama mengeluhkan sulitnya mendapatkan pekerjaan, terutama karena perusahaan umumnya lebih memilih kandidat yang sudah memiliki pengalaman.

"Kami siap mengikuti ritme perusahaan, haus akan ilmu dan pengalaman, asalkan diberi kesempatan," ujar Nadia, mencerminkan semangat juang para lulusan baru. Nadia mengungkapkan telah mengirimkan puluhan lamaran, namun belum satu pun yang membuahkan panggilan wawancara. Ia berharap pemerintah dapat berperan lebih aktif dalam menciptakan lapangan kerja yang ramah bagi lulusan SMK.

Reka pun senada dengan Nadia. Ia berharap perusahaan bersedia memberikan pertimbangan kepada para lulusan baru. "Kami memang belum punya banyak pengalaman, tapi kami punya kemauan untuk belajar," tegas Reka. Ia menambahkan, proses belajar bagi fresh graduate bisa jadi sangat cepat jika diberi kesempatan. "Jangan hanya melihat dari kurangnya pengalaman. Bagaimana kami bisa mendapatkan pengalaman jika tidak ada yang memberi kesempatan?"

Kisah Nadia dan Reka adalah potret nyata perjuangan para lulusan baru di Jakarta. Mereka memiliki semangat, kemauan, dan potensi, namun terbentur pada ekspektasi pasar kerja yang seringkali mengutamakan pengalaman. Harapan mereka sederhana: kesempatan untuk membuktikan diri dan berkontribusi bagi perusahaan dan negara. Realita yang dihadapi para pencari kerja muda ini menyoroti perlunya sinergi antara dunia pendidikan, pemerintah, dan sektor swasta untuk menciptakan ekosistem yang lebih inklusif bagi para lulusan baru. Para lulusan baru bukan hanya mencari pekerjaan, tetapi juga mencari wadah untuk mengembangkan diri dan mengukir masa depan mereka. Mereka membutuhkan dukungan dan kesempatan, bukan hanya penolakan karena minimnya pengalaman. Nasib mereka adalah cerminan masa depan bangsa, dan sudah sepatutnya menjadi perhatian serius bagi semua pihak.