Tex Saverio Mengungkap Pengalaman Perdana Mendesain Kebaya Pengantin untuk Alyssa Daguise
Momen pernikahan Al Ghazali dan Alyssa Daguise tidak hanya menjadi hari bahagia bagi kedua mempelai, tetapi juga menandai sebuah pencapaian baru dalam karier desainer ternama, Tex Saverio. Kepercayaan yang diberikan kepada Tex untuk merancang kebaya akad nikah Alyssa menjadi debutnya dalam menciptakan busana tradisional Indonesia tersebut sejak berkecimpung di dunia mode di awal tahun 2000-an.
"Saya sangat gugup dan khawatir melakukan kesalahan karena ini pengalaman pertama membuat kebaya. Terlebih lagi, ini berkaitan dengan adat, jadi ada banyak pakem yang harus diperhatikan," ungkap Tex.
Tex Saverio dikenal luas karena rancangan gaun-gaun adibusana modern dengan sentuhan gothic kontemporer dan detail yang rumit. Karyanya telah dikenakan oleh sejumlah selebriti dunia, termasuk Lady Gaga dan Jennifer Lawrence. Meskipun telah meraih pengakuan internasional, Tex menyadari bahwa merancang kebaya memiliki tantangan tersendiri yang berbeda dari karya-karyanya sebelumnya.
Ketika Alyssa memintanya untuk merancang kebaya, Tex mengaku terkejut. "Saya bilang Alyssa sangat berani meminta saya. Apalagi ini untuk acara yang sangat penting, akad nikah, dan disaksikan banyak orang. Secara teknis, core saya bukan di kebaya," jelasnya. Namun, ia akhirnya menerima tantangan tersebut.
Tex mengakui sempat merasa ragu dan kurang percaya diri. Ia khawatir hasilnya tidak sesuai dengan harapan Alyssa dan mengecewakan banyak pihak. "Tapi Tuhan sudah mengatur segalanya. Mungkin ini saatnya saya membuat kebaya berkat kepercayaan yang diberikan Alyssa. Saya berserah dan berusaha memberikan yang terbaik," tambahnya.
Persahabatan mereka menjadi salah satu faktor yang mendorong Tex untuk mengambil 'risiko' ini. Selain itu, makeup artist Bubah Alfian juga turut meyakinkan Alyssa untuk memilih Tex sebagai perancang kebayanya.
Proses kreatif dimulai pada bulan November tahun lalu. Tex mengungkapkan bahwa Alyssa tidak memberikan inspirasi khusus, hanya menginginkan kebaya yang berbeda dari kebaya pada umumnya. "Alyssa ingin kebayanya unik, tetapi tetap mencerminkan esensi kebaya. Ini menjadi tantangan tersendiri," ujar Tex.
Kehadiran kain batik yang diberikan Alyssa kepada Tex menjadi titik awal inspirasi. "Kain batik ini membantu saya untuk menangkap esensi tradisional dalam keseluruhan tampilan akad nikah," jelas desainer lulusan sekolah mode Bunka dan Phalie Studio di Jakarta ini.
Dengan segala keterbatasan, Tex berusaha mewujudkan kebaya impian Alyssa, yang juga menjadi tonggak sejarah dalam kariernya. Alyssa memberikan kepercayaan penuh kepada Tex dalam setiap prosesnya tanpa banyak campur tangan. "Alyssa bahkan baru melihat wujud kebayanya tiga minggu sebelum hari H," ungkap Tex.
Bahkan saat fitting, lanjut Tex, Alyssa tetap tenang meskipun kebaya belum sepenuhnya selesai. Alyssa dengan teliti memastikan setiap gerakan dengan kebaya tersebut nyaman dan luwes saat hari akad nikah.
Keberanian Tex menghasilkan kebaya glamor dengan detail embellishment multi tekstur yang memukau. Sentuhan tradisional dipadukan dengan ciri khas desain Tex melalui potongan struktural yang memanjang, menciptakan kesan dramatis layaknya train atau ekor pada gaun pengantin.
Pada hari akad nikah, Alyssa tampil menawan dengan riasan payes khas pengantin Sunda yang diarahkan oleh stylist Vannie Astecat. Siger rancangan Rinaldy A. Yunardi dan perhiasan dari Wanda House of Jewels semakin menyempurnakan penampilannya di hari bahagianya.