Pemain Chelsea Mykhailo Mudryk Menghadapi Sanksi Berat Akibat Dugaan Pelanggaran Doping: Mengenal Lebih Dekat Zat Meldonium

Pemain sayap Chelsea, Mykhailo Mudryk, kini berada di ambang sanksi berat dari Asosiasi Sepak Bola Inggris (FA) setelah dinyatakan positif menggunakan zat terlarang, meldonium. Pemain internasional Ukraina itu terancam larangan bermain selama empat tahun jika terbukti bersalah. Kasus ini menambah daftar panjang atlet yang tersandung masalah doping dan kembali menyoroti efektivitas program anti-doping di dunia olahraga.

Suspensi sementara telah dijatuhkan kepada Mudryk sejak Desember 2024, menyusul hasil positif pada sampel urin A yang diambil darinya. Sementara menunggu hasil analisis sampel B, spekulasi mengenai zat meldonium pun mencuat. Apa sebenarnya meldonium itu, dan mengapa zat ini dilarang dalam dunia olahraga?

Mengenal Meldonium: Sejarah dan Fungsinya

Meldonium, yang juga dikenal dengan nama dagang Mildronate, awalnya dikembangkan sebagai obat untuk hewan, khususnya untuk meningkatkan performa seksual dan motilitas sperma pada babi hutan. Obat ini diproduksi oleh perusahaan farmasi asal Latvia, Grindeks. Namun, penelitian lebih lanjut menunjukkan potensi manfaatnya bagi manusia, terutama dalam pengobatan penyakit jantung seperti angina (nyeri dada), infark miokard (serangan jantung), dan stroke iskemik.

Secara farmakologis, meldonium bekerja dengan cara memodifikasi metabolisme energi dalam sel. Zat ini menghambat enzim yang terlibat dalam transportasi asam lemak ke mitokondria, tempat energi sel dihasilkan. Akibatnya, sel-sel tubuh akan lebih banyak membakar glukosa sebagai sumber energi. Proses ini diyakini dapat melindungi sel dari kerusakan akibat kekurangan oksigen (iskemia) dan meningkatkan efisiensi penggunaan energi.

Kontroversi Meldonium dalam Dunia Olahraga

Pada tahun 2016, Badan Anti-Doping Dunia (WADA) secara resmi memasukkan meldonium ke dalam daftar zat terlarang. WADA mengklasifikasikan meldonium sebagai modulator metabolik, sekelompok zat yang dapat memengaruhi metabolisme energi tubuh. Keputusan ini didasarkan pada bukti ilmiah yang menunjukkan bahwa meldonium dapat meningkatkan performa atletik, terutama dalam olahraga yang membutuhkan daya tahan tinggi. Atlet yang menggunakan meldonium dilaporkan mengalami peningkatan kapasitas aerobik, pemulihan yang lebih cepat setelah latihan, dan pengurangan kelelahan.

Ivar Kalvins, ilmuwan Latvia yang mengembangkan meldonium, mengklaim bahwa obat ini awalnya dirancang untuk membantu meningkatkan kemampuan tubuh dalam mengangkut oksigen. Menurutnya, meldonium pernah digunakan oleh tentara Soviet yang bertugas di Afganistan pada era 1979-1989 untuk membantu mereka beradaptasi dengan kondisi lingkungan yang keras, seperti ketinggian dan kekurangan oksigen saat melintasi pegunungan dengan membawa beban berat.

Kasus Mykhailo Mudryk ini menjadi pengingat bahwa doping masih menjadi masalah serius dalam dunia olahraga. Jika terbukti bersalah menggunakan meldonium, Mudryk tidak hanya akan menghadapi sanksi berat berupa larangan bermain selama empat tahun, tetapi juga merusak reputasinya sebagai pemain sepak bola profesional.