Teori "Pentagon Pizza Index" Mencuat di Tengah Ketegangan Israel-Iran: Benarkah Lonjakan Pesanan Pizza Indikasi Pergerakan Militer?
Sebuah teori unik yang dikenal sebagai "Pentagon Pizza Index" (PPI) tengah menjadi perbincangan hangat di media sosial. Teori ini mengaitkan lonjakan pesanan pizza di sekitar markas besar Departemen Pertahanan Amerika Serikat, Pentagon, dengan potensi terjadinya peristiwa geopolitik penting, termasuk kemungkinan serangan militer. Konsep ini muncul seiring meningkatnya ketegangan di Timur Tengah, khususnya terkait konflik antara Israel dan Iran.
Teori PPI ini pertama kali dipopulerkan oleh akun media sosial X (sebelumnya Twitter) bernama Pentagon Pizza Report. Akun tersebut melaporkan adanya peningkatan aktivitas pesanan pizza yang signifikan di sejumlah restoran di sekitar Pentagon pada hari Kamis, 13 Juni 2025, bertepatan dengan waktu yang diklaim sebagai peluncuran operasi militer Israel ke Iran yang diberi nama "Operation Lion." Unggahan tersebut mengklaim bahwa hampir semua gerai pizza di sekitar Pentagon mengalami lonjakan pesanan mendadak sekitar pukul 18:59 waktu setempat.
Akun tersebut berargumen bahwa peningkatan pesanan pizza secara tiba-tiba, terutama di malam hari ketika aktivitas normal cenderung menurun, dapat menjadi indikasi adanya persiapan atau aktivitas mendadak di dalam Pentagon. Mereka mengklaim bahwa restoran Domino's yang berlokasi dekat dengan Pentagon (sekitar 8 menit perjalanan) mengalami lonjakan aktivitas yang tidak biasa dibandingkan malam Kamis biasanya pada pukul 23:00. Pentagon Pizza Report bahkan menyertakan tangkapan layar dari Google Maps yang menunjukkan empat restoran pizza di sekitar Pentagon: We, The Pizza; District Pizza Palace; Domino's; dan Extreme Pizza.
Teori PPI mengklaim bahwa lonjakan pesanan makanan cepat saji, seperti pizza, di sekitar lembaga-lembaga penting seperti Pentagon, Gedung Putih, atau CIA dapat menandakan adanya aktivitas luar biasa, termasuk pengambilan keputusan militer penting, operasi intelijen, atau krisis politik global. Beberapa pengamat bahkan menarik paralel dengan era Perang Dingin, di mana dilaporkan bahwa agen Soviet pernah mencurigai lonjakan pesanan pizza malam hari di Washington sebagai indikasi potensi pergerakan militer AS. Selain itu, ada laporan yang menyebutkan bahwa pada tanggal 1 Agustus 1990, Domino's menerima lonjakan pesanan pizza ke gedung CIA, sehari sebelum Irak di bawah kepemimpinan Saddam Hussein menginvasi Kuwait.
Namun, teori ini tidak luput dari skeptisisme. Juru bicara Pentagon membantah klaim bahwa pesanan pizza mencerminkan aktivitas militer khusus. Mereka menekankan bahwa kompleks Pentagon memiliki berbagai pilihan makanan di dalamnya, termasuk pizza, sushi, sandwich, dan donat. Juru bicara tersebut menyatakan bahwa Pentagon tidak bergantung pada restoran luar untuk makan malam mendadak. Selain itu, Pentagon Pizza Report juga melaporkan penurunan drastis jumlah pengunjung di sebuah bar malam di dekat Pentagon pada Kamis malam tersebut, bertepatan dengan waktu serangan Israel ke Iran, yang semakin memperumit interpretasi data.
Menanggapi serangan tersebut, Pemerintah Amerika Serikat secara tegas membantah keterlibatannya dalam serangan Israel terhadap Iran. Presiden AS saat itu, Donald Trump, menyatakan melalui platform Truth Social bahwa "AS tidak ada hubungannya dengan serangan terhadap Iran." Menteri Luar Negeri AS, Marco Rubio, juga menegaskan bahwa Amerika Serikat tidak terlibat dalam serangan tersebut dan prioritas utama mereka adalah melindungi pasukan AS di kawasan. Rubio menambahkan bahwa Israel telah menginformasikan kepada Washington bahwa tindakan tersebut merupakan bagian dari pembelaan diri.
Terlepas dari validitasnya, teori "Pentagon Pizza Index" telah memicu diskusi menarik tentang bagaimana aktivitas sehari-hari dan data yang tampaknya tidak relevan dapat diinterpretasikan sebagai indikator potensi peristiwa geopolitik besar. Apakah lonjakan pesanan pizza benar-benar dapat memprediksi pergerakan militer, ataukah ini hanyalah sebuah kebetulan yang menarik? Waktu yang akan menjawab.