Aksi Damai untuk Gaza: Kedubes AS Diduga Menolak Aspirasi Masyarakat Sipil
Aksi damai yang digelar oleh Greenpeace Indonesia bersama elemen masyarakat sipil lainnya di depan Kedutaan Besar Amerika Serikat (AS) di Jakarta pada Kamis (19/6/2025), menyisakan kekecewaan mendalam. Upaya untuk menyampaikan surat berisi tuntutan terkait agresi militer Israel di Gaza ditolak oleh pihak kedutaan.
Menurut Kepala Greenpeace Indonesia, Leonard Simanjuntak, penolakan tersebut menunjukkan sikap tidak peduli dan bahkan arogan dari pemerintah AS, yang selama ini dinilai mendukung tindakan Israel terhadap warga sipil Palestina. "Perlakuan yang kami terima hari ini mencerminkan keangkuhan yang menjijikkan. Mereka menolak menerima surat damai dari masyarakat sipil. Bukankah mereka mengeklaim menjunjung demokrasi dan hak menyampaikan pendapat?" ujarnya dengan nada kecewa.
Greenpeace Indonesia mengecam keras tindakan Kedutaan Besar AS tersebut dan berjanji akan terus berupaya menyampaikan pesan-pesan yang tertuang dalam surat tersebut. Mereka bahkan mempertimbangkan untuk kembali mendatangi Kedutaan Besar AS dalam waktu dekat. Surat tuntutan tersebut berisi sejumlah poin penting, diantaranya:
- Gencatan senjata permanen di Gaza dan penghentian semua serangan terhadap warga sipil, terutama perempuan dan anak-anak.
- Penghentian total dukungan militer, politik, keuangan, dan logistik AS kepada pemerintahan Israel.
- Pembukaan akses kemanusiaan seluas-luasnya bagi warga Gaza, termasuk bantuan makanan, air bersih, dan obat-obatan.
- Dukungan terhadap mekanisme akuntabilitas internasional, termasuk mendorong penjahat perang untuk diadili di Pengadilan Kriminal Internasional (ICC).
- Mendorong solusi dua negara dan pengakuan atas Negara Palestina yang merdeka sebagai fondasi perdamaian jangka panjang.
- Menghentikan eskalasi konflik regional, termasuk serangan Israel terhadap Iran, yang dianggap sebagai pengalihan isu dari kejahatan perang di Gaza.
"Kami menuntut agar Amerika Serikat tidak lagi menjadi fasilitator kejahatan. Tanpa dukungan AS, Israel harus berpikir berkali-kali untuk melanjutkan agresi ini," tegas Leonard.
Selain mengkritik AS, Greenpeace Indonesia juga mendesak pemerintah Indonesia untuk lebih aktif dalam diplomasi internasional, terutama melalui forum-forum seperti G20. Mereka berharap Indonesia dapat menyuarakan penghentian genosida di Gaza dan mendesak AS untuk mengubah kebijakannya.
Aksi damai di depan Kedutaan Besar AS tersebut berlangsung selama kurang lebih satu setengah jam dan diwarnai dengan pertunjukan teatrikal yang menggambarkan penderitaan warga Gaza. Tujuh orang berpakaian putih berbaring di jalan dengan tubuh dilumuri cat merah menyerupai darah. Seorang di antaranya memeluk boneka dan diselimuti bendera Palestina, melambangkan anak-anak korban perang.
Meski surat tuntutan ditolak, Greenpeace Indonesia bertekad untuk mencari cara lain agar pesan mereka sampai kepada pihak Kedutaan Besar AS. Mereka menegaskan bahwa isu kemanusiaan di Gaza harus menjadi perhatian utama komunitas internasional dan mendesak semua pihak untuk bertindak demi mengakhiri konflik dan penderitaan warga sipil.