Fajar/Fikri Bidik Gelar Perdana Ganda Putra Indonesia di Turnamen Asia

Ganda putra Indonesia, Fajar Alfian dan Muhammad Shohibul Fikri, bertekad untuk mengakhiri paceklik gelar juara yang dialami sektor ganda putra tanah air di tahun ini. Meskipun baru dipasangkan sebagai tandem sementara, keduanya langsung memasang target tinggi dalam tiga turnamen penting di kawasan Asia.

Fajar/Fikri akan memulai debut mereka sebagai pasangan ganda putra di turnamen BWF Super 750 Japan Open yang akan berlangsung di Tokyo pada tanggal 15 hingga 20 Juli. Setelah itu, mereka akan melanjutkan perjuangan di turnamen BWF Super 1000 China Open yang dijadwalkan pada 22 hingga 27 Juli, dan kemudian di Super 300 Macau Open yang akan digelar pada 29 Juli hingga 3 Agustus.

"Tentu saja, kami mengincar hasil terbaik, terutama karena sektor ganda putra belum berhasil meraih gelar juara tahun ini," ujar Fajar saat ditemui di Pelatnas PBSI, Cipayung, Jakarta. Ia menambahkan, "Hasil terbaik yang diraih ganda putra Indonesia tahun ini baru mencapai babak final, baik oleh saya dan Rian (Muhammad Rian Ardianto), Leo (Rolly Carnando)/ Bagas (Maulana), Daniel (Marthin)/Fikri (Muhammad Shihibul Fikri), maupun Sabar (Karyaman Gutama)/ Reza (Mohammad Pahlevi Isfahani)."

Fajar berharap bahwa kehadirannya bersama Fikri dapat memecah kebuntuan gelar juara bagi ganda putra Indonesia. Ia menyadari bahwa target ini tidak akan mudah, namun ia tetap optimis. "Semoga kami bisa memecahkan kebuntuan bagi ganda putra dan Indonesia. Memang tidak mudah, tetapi target harus setinggi mungkin, jadi kami harus terus optimis," lanjutnya.

Fajar percaya bahwa meraih gelar juara hanyalah masalah waktu. Ia menyoroti bahwa ada beberapa kendala yang dialami oleh rekan-rekannya, termasuk pasangan Daniel/Fikri yang seharusnya berada di puncak performa mereka.

Juara All England 2023 dan 2024 bersama Rian ini meminta para penggemar bulutangkis untuk bersabar, karena setiap pencapaian pasti memiliki tantangan tersendiri. "Secara teknik, sebenarnya tidak ada masalah. Mungkin di lapangan sudah maksimal, tetapi keberuntungan belum berpihak," jelas Fajar.

Ia mencontohkan, jika saja mereka menang di semifinal Indonesia Open kemarin, maka akan tercipta All Indonesian Final, yang sudah lama tidak terjadi, apalagi di level Super 1000. "Ya, belum rezekinya saja. Selain faktor terburu-buru di poin-poin kritis, menurut saya permainan kami belum maksimal," ungkapnya.

Fajar juga menekankan pentingnya sosok senior dalam setiap sektor untuk memotivasi pemain-pemain muda. Ia mengenang kehadiran Hendra Setiawan di sektor ganda putra sebagai sosok yang disegani dan mampu membangkitkan semangat para juniornya.

"Kadang-kadang, dalam latihan, kita tidak selalu berada dalam kondisi 100 persen. Pasti ada rasa jenuh atau kurang enak badan. Tetapi, ketika kita melihat senior berlatih, itu memberikan dampak yang berbeda. Dulu, saat masih ada Hendra/Mohammad Ahsan, mereka selalu berdedikasi dengan luar biasa, sehingga kami juga merasa bersemangat untuk berlatih," ujarnya.

"Bukannya sekarang tidak bersemangat, tetapi sosok mereka sangat berarti bagi ganda putra. Selain latihan yang maksimal, mereka juga memberikan motivasi lebih berdasarkan pengalaman mereka kepada adik-adiknya," tegas Fajar.