Imperium Bisnis Prajogo Pangestu: Dominasi Emiten di Bursa Efek Indonesia

markdown Kiprah Prajogo Pangestu, seorang tokoh bisnis terkemuka, semakin mengukuhkan posisinya di pasar modal Indonesia. Melalui sejumlah perusahaan yang terafiliasi dengannya, Prajogo memainkan peran signifikan dalam dinamika Bursa Efek Indonesia (BEI). Perusahaan-perusahaan ini bergerak di berbagai sektor, mulai dari petrokimia hingga energi terbarukan, menunjukkan diversifikasi portofolio bisnis yang luas. Kehadiran mereka di bursa tidak hanya menambah warna investasi, tetapi juga mencerminkan kontribusi nyata terhadap pertumbuhan ekonomi nasional.

Beberapa perusahaan yang terafiliasi dengan Prajogo Pangestu dan terdaftar di BEI antara lain:

  • PT Barito Pacific Tbk (BRPT): Dahulu dikenal sebagai PT Barito Pacific Timber Tbk, BRPT telah menjadi perusahaan publik sejak 1993. Awalnya berfokus pada industri kayu, BRPT kini telah melebarkan sayapnya ke sektor petrokimia, energi panas bumi, dan infrastruktur. Per 30 Mei 2025, Prajogo Pangestu tercatat memiliki mayoritas saham BRPT, yaitu sekitar 71,36 persen.

  • PT Chandra Asri Pacific Tbk (TPIA): Barito Pacific mengakuisisi TPIA pada tahun 2007. Pada tahun 2011, TPIA bergabung dengan Tri Polyta Indonesia, membentuk entitas petrokimia terintegrasi terbesar di Indonesia. Kepemilikan saham Prajogo di TPIA tercatat sebesar 5,03 persen per 30 Mei 2025. Pada periode 21 Maret 2025 hingga 20 Juni 2025, TPIA melakukan buyback saham dengan alokasi dana mencapai Rp 2 triliun.

  • PT Petrindo Jaya Kreasi Tbk (CUAN): CUAN adalah perusahaan kontraktor pertambangan batu bara yang melantai di bursa melalui Initial Public Offering (IPO) pada Maret 2023. Pada Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) yang diadakan pada 21 April 2025, CUAN melaporkan lonjakan laba bersih sebesar 929 persen menjadi 160,78 juta dollar AS dibandingkan tahun sebelumnya. Prajogo Pangestu memegang 84,96 persen saham CUAN per 31 Mei 2025.

  • PT Barito Renewables Energy Tbk (BREN): BREN melakukan IPO pada Oktober 2023, menandai langkah strategis perusahaan di sektor energi terbarukan. BREN membawahi Star Energy Geothermal, yang mengoperasikan pembangkit listrik tenaga panas bumi dengan kapasitas 886 MW, serta pembangkit listrik tenaga bayu di Sidrap dengan kapasitas 75 MW. Prajogo Pangestu, melalui Green Era Energy, memiliki 22 persen saham BREN per Februari 2025.

  • PT Petrosea Tbk (PTRO): PTRO merupakan anak perusahaan CUAN yang bergerak di bidang jasa penambangan dan pertambangan umum. Bersama CUAN, PTRO menggelar RUPS pada 21 April 2025 dan melaporkan laba sebesar 9,69 juta dollar AS untuk tahun 2024.

Selain perusahaan-perusahaan yang telah melantai di bursa, ada pula PT Chandra Daya Investasi Tbk (CDIA) yang tengah bersiap untuk melakukan IPO. CDIA adalah anak perusahaan Chandra Asri (TPIA) yang bergerak di bidang holding dan konsultasi manajemen. IPO CDIA direncanakan dengan menerbitkan hingga 12,48 miliar saham, yang mewakili 10 persen dari modal dasar perusahaan. Valuasi dana IPO diperkirakan mencapai Rp 2,37 triliun. Dana yang diperoleh dari IPO akan dialokasikan untuk pengembangan sektor logistik (PT Chandra Shipping International & PT Marina Indah Maritim, Rp 871,75 miliar) dan sektor pelabuhan/penyimpanan (PT Chandra Samudera Port, Rp 1,5 triliun).

Kehadiran perusahaan-perusahaan terafiliasi Prajogo Pangestu di BEI mencerminkan kekuatan dan pengaruhnya dalam dunia bisnis Indonesia. Dengan diversifikasi sektor bisnis dan kinerja yang impresif, perusahaan-perusahaan ini memberikan kontribusi signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi dan menarik minat investor.