Projo: Jokowi Akan Beri Tahu Jika Bergabung dengan Partai Politik
Meskipun spekulasi tentang keterlibatan Presiden Joko Widodo dalam dunia politik kepartaian terus bergulir, organisasi relawan Projo menyatakan bahwa mereka belum menerima indikasi apapun terkait rencana Jokowi untuk bergabung dengan partai politik tertentu.
Wakil Ketua Umum Projo, Fredy Damanik, menegaskan bahwa Jokowi akan memberitahukan kepada Projo jika memang ada niatan untuk bergabung dengan partai politik, termasuk Partai Solidaritas Indonesia (PSI). Pernyataan ini disampaikan menyusul spekulasi yang berkembang mengenai kemungkinan Jokowi untuk menduduki kursi Ketua Umum PSI.
Fredy menjelaskan bahwa Jokowi pernah menyampaikan ide tentang pendirian partai super terbuka, di mana setiap anggota memiliki hak suara yang sama dalam menentukan kebijakan partai. Ide ini mencakup penggunaan teknologi virtual untuk kegiatan partai, seperti rapat dan pengelolaan kantor. Namun, Fredy mengakui bahwa mewujudkan ide ini tidaklah mudah karena memerlukan perubahan regulasi, khususnya peraturan Komisi Pemilihan Umum (KPU), dan berpotensi mendapat penolakan dari partai-partai yang sudah ada.
Berikut adalah poin-poin penting terkait konsep partai super terbuka yang pernah didiskusikan:
- Kebijakan partai ditentukan oleh semua anggota: Setiap anggota memiliki hak suara yang sama ('one man one vote') dalam menentukan arah kebijakan partai.
- Penggunaan teknologi virtual: Rapat-rapat partai dan pengelolaan kantor dilakukan secara virtual untuk meminimalkan biaya dan meningkatkan efisiensi.
Fredy menambahkan bahwa Jokowi tidak ingin terburu-buru dalam mengambil keputusan terkait keterlibatan dalam partai politik. PSI juga memiliki mekanisme internal tersendiri dalam pemilihan ketua umum, dan Projo belum melihat indikasi bahwa Jokowi akan mengikuti mekanisme tersebut.
Projo, sebagai pendukung setia Jokowi, menyatakan dukungannya terhadap keputusan Jokowi untuk bergabung dengan partai politik manapun, baik PSI maupun partai lain yang sudah ada. Mereka meyakini bahwa kehadiran Jokowi masih sangat dibutuhkan untuk memastikan Indonesia dapat mencapai cita-cita menjadi negara maju pada tahun 2045.