Jerat Cinta Maya: Psikolog Ungkap Faktor Kerentanan Korban Penipuan Asmara Online
Kasus Penipuan Asmara Online Menimpa Staf Presiden: Analisis Psikologis di Baliknya
Kasus yang menimpa Kani Dwi Haryani, seorang staf Presiden Prabowo Subianto, menjadi sorotan publik. Ia menjadi korban love scamming hingga mengalami kerugian puluhan juta rupiah. Peristiwa ini memunculkan pertanyaan: mengapa seseorang bisa terjerat dalam penipuan asmara yang dilakukan secara daring?
Psikolog Mira Damayanti Amir menjelaskan bahwa love scamming dapat menjerat siapa saja, tanpa memandang status sosial atau tingkat pendidikan. Menurutnya, kondisi emosional tertentu, seperti rasa kesepian atau dahaga akan perhatian, dapat melemahkan logika seseorang dan membuka celah bagi pelaku penipuan.
Faktor-faktor yang Meningkatkan Risiko Terjebak dalam Love Scamming
- Kesepian di Tengah Keramaian (Urban Loneliness): Fenomena ini merujuk pada perasaan terisolasi yang dialami individu di perkotaan, meskipun dikelilingi oleh banyak orang dan aktivitas. Seseorang mungkin tampak kuat dari luar, namun merasa hampa secara emosional. Keadaan ini membuat mereka rentan terhadap perhatian yang ditawarkan oleh pelaku love scamming.
- Kebutuhan Akan Afeksi: Manusia memiliki kebutuhan mendasar untuk merasa dihargai dan diperhatikan. Jika kebutuhan ini tidak terpenuhi dalam kehidupan sehari-hari, seseorang bisa menjadi lebih mudah tergoda oleh perhatian dari orang lain, termasuk pelaku penipuan asmara. Pelaku sering kali memanfaatkan kebutuhan ini dengan memberikan pujian, berbagi cerita personal, dan menjalin komunikasi intens.
- Melemahnya Kemampuan Berpikir Kritis: Ketika seseorang berada dalam kondisi emosional yang tidak stabil, kemampuan berpikir kritisnya dapat menurun. Dalam keadaan lelah, stres, atau merasa tidak aman, seseorang cenderung mengabaikan sinyal-sinyal peringatan dan lebih mudah percaya pada informasi yang diberikan oleh orang lain. Pelaku love scamming memanfaatkan kondisi ini dengan membangun kedekatan emosional yang kuat dan membuat korban merasa aman dan nyaman.
Dinamika Hubungan Online dan Kerentanan Terhadap Penipuan
Hubungan yang dibangun secara daring memiliki karakteristik unik yang dapat meningkatkan risiko penipuan. Dalam interaksi online, seseorang hanya mengenal versi diri yang ditampilkan oleh orang lain. Kurangnya interaksi tatap muka langsung membuat sulit untuk membaca ekspresi wajah, bahasa tubuh, atau konteks yang lebih luas. Hal ini memungkinkan pelaku love scamming untuk dengan mudah menyembunyikan identitas asli mereka dan memanipulasi korban.
Mira juga menekankan pentingnya untuk selalu waspada dan berhati-hati dalam menjalin hubungan online. Jika ada sesuatu yang terasa janggal atau tidak masuk akal, jangan ragu untuk mencari informasi lebih lanjut dan meminta pendapat dari orang lain yang terpercaya. Penting untuk diingat bahwa menjaga kewaspadaan dan berpikir kritis adalah kunci untuk melindungi diri dari love scamming dan bentuk penipuan online lainnya.