Pertagas Gelar PIPES 2025: Memperkuat Integrasi Infrastruktur Gas Bumi untuk Kemandirian Energi Nasional
Jakarta, (Tanggal) – PT Pertamina Gas (Pertagas), sebagai bagian integral dari Subholding Gas Pertamina, sukses menyelenggarakan Pertamina Gas Integrated Pipeline and Energy Summit (PIPES) 2025 pada tanggal 17-18 Juni 2025 di Jakarta. Ajang bergengsi ini mempertemukan lebih dari 250 pemangku kepentingan utama, mulai dari pelaku industri energi, perusahaan-perusahaan terkemuka, hingga mitra bisnis strategis yang memiliki visi yang sama.
PIPES 2025 menjadi platform dialog yang konstruktif, menjembatani kesenjangan antara para pembuat kebijakan dan para pelaksana di lapangan dalam industri energi nasional. Dengan tema sentral "Infrastruktur Pipa Transmisi Gas Terintegrasi dan Terpanjang Pertama di Asia Tenggara," PIPES 2025 menyoroti peran krusial infrastruktur energi yang terpadu sebagai fondasi yang kokoh untuk mewujudkan ketahanan dan kedaulatan energi nasional.
Direktur Utama Pertagas, Gamal Imam Santoso, dalam sambutannya menyampaikan komitmen Pertagas bersama Subholding Gas Pertamina untuk menjadi tulang punggung utama sistem transmisi gas bumi nasional. Ia menekankan pentingnya pemerataan jaringan pipa gas bumi ke kawasan industri strategis, sejalan dengan pelaksanaan Roadmap Integrasi Jaringan Pipa Transmisi Gas Bumi Nasional sebagai langkah strategis menuju kedaulatan energi Indonesia. Gamal juga menyoroti peran vital infrastruktur penyaluran gas yang andal dan terintegrasi dalam mendukung industri-industri strategis seperti pupuk, pembangkit listrik, kilang, dan sektor industri lainnya.
Kepala Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi (BPH Migas), Erika Retnowati, yang mewakili Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), turut hadir dan menyampaikan pandangannya. Erika menegaskan bahwa swasembada energi adalah kunci utama untuk mencapai ketahanan energi nasional. Ia menekankan dukungan terhadap peningkatan produksi dan pemanfaatan gas bumi dalam negeri melalui hilirisasi, serta menyoroti pentingnya pengembangan infrastruktur gas bumi, khususnya jaringan pipa, sebagai tulang punggung distribusi energi nasional.
Pernyataan Erika diperkuat oleh Senior Vice President (SVP) Strategy & Investment Pertamina, Henricus Herwin, yang menekankan pentingnya integrasi rantai pasok migas hulu-hilir sebagai strategi untuk menghadapi tantangan global. Di tengah dinamika global yang kompleks, konsolidasi dan integrasi sistem energi nasional menjadi krusial untuk mencapai efisiensi sekaligus menjaga kedaulatan dan keberlanjutan energi.
Sementara itu, Direktur Infrastruktur dan Teknologi PT PGN Tbk, Harry Budi Sidharta, menegaskan komitmen PGN dalam mendukung hilirisasi industri gas bumi melalui integrasi infrastruktur dan inovasi teknologi. PGN semakin memperkuat posisinya sebagai Subholding Gas Pertamina, menjadi pemain kunci dalam pembangunan infrastruktur dan agregasi gas bumi nasional.
PIPES 2025 menyajikan dua sesi pleno berbentuk dialog terbuka yang membahas isu-isu strategis di sektor energi. Sesi-sesi ini mencakup harmonisasi regulasi energi, keseimbangan kebutuhan pasar, dan kedaulatan energi nasional. Forum diskusi juga mendorong digitalisasi dan penguatan infrastruktur gas bumi secara berkelanjutan.
Sesi pleno pertama, bertema "Harmonizing Energy Regulations," menghadirkan regulator strategis seperti Direktorat Jenderal Migas, BPH Migas, Lembaga Minyak dan Gas Bumi (Lemigas), SKK Migas, dan PGN sebagai Subholding Gas. Diskusi pada sesi ini menekankan pentingnya harmonisasi kebijakan untuk menciptakan kemandirian energi dari hulu hingga hilir.
Sesi pleno kedua, bertema "Balancing Market Needs and Strengthening National Energy Sovereignty," menghadirkan mitra strategis Pertagas, termasuk PT INALUM, Mubadala Energy, Husky-CNOOC Madura Limited (HCML), PT Kawasan Industri Terpadu Batang (KITB), serta Direktur Utama Pertagas. Diskusi pada sesi ini difokuskan pada keseimbangan antara kepentingan industri dan nasional melalui penguatan pasokan energi domestik dan kebijakan yang proaktif.
PIPES 2025 menjadi tonggak penting dalam upaya memperkuat integrasi infrastruktur gas bumi dan mewujudkan kemandirian energi nasional. Dengan kolaborasi dan sinergi antara seluruh pemangku kepentingan, Indonesia dapat mencapai ketahanan energi yang berkelanjutan dan berdaya saing.