IHSG Terjun Bebas di Bawah 7.000, Rupiah Kembali Tertekan

Pelemahan Mendalam: IHSG Anjlok dan Rupiah Terus Merosot

Penutupan perdagangan hari Kamis (19/6/2025) menjadi mimpi buruk bagi pasar modal Indonesia. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mengalami koreksi signifikan, menembus level psikologis 7.000 dan ditutup di angka 6.968, setelah terkoreksi tajam sebesar 139,14 poin atau setara dengan 1,96 persen. Tekanan jual yang kuat sejak awal sesi perdagangan terus berlanjut hingga penutupan, bahkan sempat menyentuh titik terendah di level 6.935,01.

Dominasi sentimen negatif terlihat jelas dari data perdagangan. Jumlah saham yang mengalami penurunan (losers) jauh lebih banyak dibandingkan saham yang menguat (gainers). Tercatat, hanya 92 saham yang berhasil parkir di zona hijau, sementara 571 saham terjerembab di zona merah. Sebanyak 139 saham lainnya bergerak stagnan. Aktivitas perdagangan hari ini mencatatkan nilai transaksi sebesar Rp 13,96 triliun dengan volume mencapai 24,90 miliar saham.

Saham-Saham Pemberat dan Penahan IHSG

Sejumlah saham berkapitalisasi besar menjadi pemberat utama bagi IHSG. Diantaranya adalah:

  • Bank Rakyat Indonesia (BBRI): Terkoreksi sebesar 3,55 persen, turun ke level Rp 3.800.
  • Aneka Tambang (ANTM): Mengalami penurunan tajam sebesar 6,20 persen, berada di level Rp 3.330.
  • Barito Pacific (BRPT): Turun sebesar 3,57 persen, diperdagangkan di level Rp 1.485.

Di sisi lain, beberapa saham mencoba menahan laju penurunan IHSG, meskipun tidak mampu memberikan dampak signifikan. Saham-saham tersebut antara lain:

  • Medco Energi Internasional (MEDC): Naik sebesar 2,47 persen, mencapai level Rp 1.450.
  • Amman Mineral Internasional (AMMN): Menguat tipis sebesar 1,28 persen, berada di level Rp 7.900.
  • XL Axiata Tbk (EXCL): Bergerak naik terbatas sebesar 0,46 persen, ditutup pada level Rp 2.230.

Sentimen Negatif di Pasar Regional

Pelemahan IHSG sejalan dengan sentimen negatif yang melanda mayoritas bursa saham di kawasan Asia. Beberapa indeks utama terpantau mengalami penurunan:

  • Strait Times (Singapura): Turun 0,64 persen ke level 3.895,78.
  • Shanghai Composite (China): Terkoreksi 0,79 persen ke level 3.362,11.
  • Nikkei 225 (Jepang): Anjlok 1,02 persen ke level 38.488,30.
  • Hang Seng (Hong Kong): Mengalami penurunan paling signifikan sebesar 1,99 persen ke level 23.237,74.

Rupiah Semakin Tertekan

Tidak hanya pasar saham, nilai tukar rupiah terhadap dollar AS juga mengalami tekanan. Berdasarkan data Bloomberg, rupiah ditutup pada level Rp 16.406,00 per dollar AS di pasar spot, atau melemah sebesar 93,50 poin (0,57 persen) dibandingkan penutupan sebelumnya. Data Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) menunjukkan rupiah berada di level Rp 16.378 per dollar AS, juga melemah dibandingkan hari sebelumnya.