Manuver Misterius 'Pesawat Kiamat' AS di Tengah Ketegangan Iran, Picu Spekulasi Global
markdown Sejumlah spekulasi muncul terkait penerbangan tak biasa pesawat komando darurat Amerika Serikat, Boeing E-4B Nightwatch, yang dikenal pula sebagai 'Pesawat Kiamat' (Doomsday Plane). Pesawat ini terpantau melakukan perjalanan dari Louisiana menuju Maryland pada hari Selasa (17/6), memicu berbagai pertanyaan tentang tujuan dan signifikansinya, khususnya di tengah meningkatnya ketegangan antara AS dan Iran.
Pesawat E-4B Nightwatch, merupakan pusat komando terbang yang dirancang khusus untuk menjadi tempat berlindung bagi pejabat tinggi AS dalam situasi krisis, termasuk potensi serangan nuklir. Pesawat ini dilengkapi dengan teknologi canggih untuk memastikan kelangsungan komando dan kontrol, serta koordinasi aksi militer dalam kondisi ekstrem. Kemampuannya meliputi perlindungan terhadap dampak termal dan nuklir, efek elektromagnetik, serta serangan siber. Selain itu, pesawat ini juga mampu meluncurkan rudal balasan.
Menurut catatan penerbangan, pesawat tersebut lepas landas dari Bossier City pada pukul 17:56 ET, melintasi wilayah pesisir, berputar di sekitar perbatasan Virginia dan Carolina Utara, sebelum akhirnya mendarat di Pangkalan Gabungan Andrews pada pukul 22:01 ET. Durasi penerbangan yang lebih dari empat jam ini, ditambah dengan tanda panggilan 'ORDER01' yang tidak lazim (berbeda dengan 'ORDER6' yang biasa digunakan), semakin memicu rasa ingin tahu dan spekulasi di kalangan pengamat.
Berikut adalah beberapa poin penting terkait Pesawat Kiamat Boeing E-4B Nightwatch:
- Fungsi Utama: Pusat komando terbang untuk pejabat tinggi AS selama krisis, dirancang untuk bertahan dari serangan nuklir.
- Kemampuan Unik: Perisai termal dan nuklir, tahan terhadap efek elektromagnetik dan serangan siber, mampu meluncurkan rudal balasan.
- Fasilitas: Ruang komando, ruang konferensi, ruang pengarahan, area kerja tim, ruang komunikasi, dan area istirahat dengan 18 tempat tidur susun.
- Komunikasi: Dilengkapi 67 antena parabola dan antena di kubah sinar, mampu berkomunikasi dengan siapa pun di seluruh dunia.
- Daya Tahan: Mampu beroperasi selama 35,4 jam tanpa henti dan dirancang untuk beroperasi selama seminggu penuh tanpa mendarat, serta dilengkapi kemampuan pengisian bahan bakar di udara.
Meskipun Angkatan Udara AS secara rutin menerbangkan armada E-4B untuk menjaga kesiapan, konteks penerbangan kali ini, yang bertepatan dengan meningkatnya kekhawatiran akan potensi eskalasi nuklir di Timur Tengah, menimbulkan pertanyaan apakah misi tersebut terkait dengan peningkatan keamanan di sekitar Presiden Trump. Laporan tentang kemungkinan dukungan militer AS terhadap Israel terhadap Iran, serta penolakan Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei terhadap tuntutan penyerahan tanpa syarat dari AS, semakin menambah kompleksitas situasi.
Perlu dicatat bahwa 'Pesawat Kiamat' ini tidak hanya digunakan dalam skenario kiamat. Sebelumnya, pesawat sejenis pernah digunakan sebagai tempat berlindung aman bagi Presiden George W. Bush setelah serangan 11 September, dan juga digunakan oleh Menteri Pertahanan untuk perjalanan ke luar negeri. Selain itu, data penerbangan menunjukkan bahwa sebelum menuju Louisiana, pesawat ini terbang dari dekat Window Rock, Arizona, menunjukkan fleksibilitas operasional dan kemampuannya untuk mendukung berbagai misi.
Tujuan pasti dari penerbangan pada hari Selasa tersebut masih belum jelas. Namun, waktunya yang berdekatan dengan pernyataan Khamenei yang menolak keras perang yang dipaksakan, serta penolakannya terhadap ancaman dari AS, membuat pergerakan pesawat ini semakin menarik perhatian dan menjadi bahan spekulasi luas.