Aksi Protes Sopir Truk Terkait ODOL Lumpuhkan Jalan Pahlawan Surabaya
Aksi demonstrasi yang dilakukan oleh ratusan sopir truk di depan Kantor Gubernur Jawa Timur menyebabkan kelumpuhan total di Jalan Pahlawan, Surabaya. Penutupan jalan ini mengakibatkan pengalihan arus lalu lintas dari Jalan Veteran, memaksa kendaraan yang menuju Jalan Pahlawan untuk mencari rute alternatif.
Sejak sore hari, beton pembatas telah dipasang untuk menutup akses menuju Jalan Pahlawan. Pengendara roda dua dan roda empat yang semula berniat melintasi jalan tersebut dari arah Veteran dialihkan menuju Jalan Kebon Rojo. Meskipun demikian, beberapa pengendara roda dua terlihat berusaha menerobos barikade penutup jalan.
Aksi unjuk rasa ini dipicu oleh kekhawatiran para sopir truk terkait implementasi aturan Over Dimension Over Loading (ODOL). Para demonstran yang membawa puluhan truk, memblokade akses ke Kantor Gubernur Jawa Timur sebagai bentuk protes. Mereka bahkan mengancam akan bermalam di lokasi demonstrasi jika tuntutan mereka tidak didengar.
Perwakilan pengunjuk rasa telah diterima oleh Kepala Dinas Perhubungan Jawa Timur untuk melakukan audiensi di Kantor Gubernur. Angga Firdiansyah, Ketua Gerakan Sopir Jawa Timur (GSJT), menyampaikan bahwa para sopir truk menuntut agar tidak ada diskriminasi terkait aturan ODOL.
Berikut adalah poin-poin tuntutan utama dari para sopir truk:
- Penghentian Operasi ODOL: Para sopir truk menilai bahwa Indonesia belum siap untuk menerapkan aturan ODOL secara penuh.
- Regulasi Tarif Angkutan Logistik: Para sopir truk mendesak pemerintah untuk memberikan regulasi yang jelas terkait tarif angkutan logistik.
Angga Firdiansyah menjelaskan bahwa praktik muatan ODOL seringkali dilakukan karena faktor ekonomi. Para sopir truk berharap dapat mengangkut muatan ringan dengan tarif yang memadai. Namun, kenyataannya di lapangan, tarif angkutan seringkali dinegosiasikan antara sopir dan pemilik barang tanpa adanya regulasi yang mengikat.
"Sejauh ini tarifnya di lapangan tidak bisa ditentukan karena tarif kesepakatan antara driver dan pemilik barang. Tidak ada regulasi khusus yang mengatur tarif tersebut. Nah, untuk teman-teman yang muat ODOL itu memenuhi kebutuhan industri dan kebutuhan pasar," jelas Angga.
Lebih lanjut, Angga menegaskan bahwa para sopir truk akan tetap bertahan di depan Kantor Gubernur Jawa Timur hingga tuntutan mereka dipenuhi. Mereka menyatakan siap untuk bermalam di lokasi demonstrasi sebagai bentuk keseriusan dalam memperjuangkan hak-hak mereka.