Nyeri Dada Wendy Cagur: GERD, Bukan Serangan Jantung
Nyeri Dada Wendy Cagur: GERD, Bukan Serangan Jantung
Komedian Wendy Cagur baru-baru ini dilarikan ke rumah sakit karena mengalami nyeri dada setelah menyelesaikan syuting program sahur. Kejadian ini sempat menimbulkan kekhawatiran akan potensi serangan jantung, namun pemeriksaan medis memastikan bahwa penyebabnya adalah Gastroesophageal Reflux Disease (GERD). Kasus ini menyoroti pentingnya membedakan gejala GERD dan penyakit jantung koroner, yang seringkali memiliki manifestasi serupa.
Menurut dr. Basuni Radi, SpJP, spesialis jantung dan pembuluh darah, perbedaan utama terletak pada pemicu dan durasi nyeri. Nyeri dada akibat penyakit jantung koroner, jelasnya, biasanya muncul ketika jantung bekerja lebih keras, seperti saat berolahraga, aktivitas fisik berat, situasi stres, atau emosi yang kuat. Nyeri ini cenderung mereda saat istirahat. "Pada umumnya, penderita penyakit jantung koroner merasakan nyeri dada saat beban jantung meningkat," ungkap dr. Basuni. "Namun, nyeri tersebut akan hilang saat beristirahat." Sebaliknya, nyeri dada akibat GERD seringkali dipicu oleh pola makan yang tidak sehat, seperti makan terlalu cepat atau berlebihan. Gejala GERD juga cenderung berlangsung lebih lama dan tidak selalu mereda saat istirahat. "Ada juga kasus GERD yang menyebabkan nyeri terus-menerus," tambahnya, "Hal inilah yang seringkali menyebabkan kebingungan, serangan jantung disangka GERD atau sebaliknya."
Istri Wendy, Revti Ayu Natasya, menceritakan kronologi kejadian. Wendy telah mengeluhkan nyeri dada sejak pekan lalu, yang awalnya diduga sebagai masalah jantung. Setelah menjalani pemeriksaan, diagnosis GERD pun ditegakkan. Meskipun sempat meminta untuk tidak dirawat inap, kondisi Wendy kambuh setelah syuting sahur. "Suami saya sudah mengeluh nyeri dada sejak Jumat lalu," tutur Revti. "Ia meminta untuk tidak dirawat dan kembali bekerja. Namun, tadi subuh setelah siaran langsung sahur, dadanya kembali sakit, bahkan lebih parah dari sebelumnya. Kami langsung membawanya ke rumah sakit terdekat, dan akhirnya diketahui penyebabnya adalah GERD." Kejadian ini menekankan pentingnya konsultasi medis segera jika mengalami nyeri dada, agar diagnosis yang tepat dapat diberikan dan penanganan yang tepat dapat dilakukan.
Perbedaan Gejala GERD dan Penyakit Jantung Koroner:
Berikut ini ringkasan perbedaan gejala GERD dan penyakit jantung koroner yang perlu diperhatikan:
- Pemicu Nyeri:
- Penyakit Jantung Koroner: Aktivitas fisik, stres, emosi kuat.
- GERD: Pola makan yang buruk (makan terlalu banyak, cepat, atau jenis makanan tertentu).
- Durasi Nyeri:
- Penyakit Jantung Koroner: Cenderung mereda saat istirahat.
- GERD: Dapat berlangsung lama, bahkan terus-menerus.
- Hubungan dengan Aktivitas:
- Penyakit Jantung Koroner: Nyeri muncul saat aktivitas meningkat.
- GERD: Nyeri dapat muncul kapan saja, tidak selalu terkait aktivitas.
Kesimpulannya, meskipun gejala GERD dan penyakit jantung koroner dapat tumpang tindih, penting untuk mengenali perbedaannya dan segera mencari bantuan medis untuk diagnosis dan penanganan yang tepat. Pengalaman Wendy Cagur ini menjadi pengingat akan pentingnya kewaspadaan dan pemeriksaan medis untuk memastikan diagnosis yang akurat.