Indonesia Siapkan Tenaga Kerja Terampil untuk Penuhi Permintaan Tinggi di Pasar Kerja Jerman
Pemerintah Indonesia tengah berupaya untuk memanfaatkan peluang besar di pasar kerja Jerman, yang diperkirakan membutuhkan sekitar 400 ribu tenaga kerja setiap tahunnya. Menteri Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (KP2MI), Abdul Kadir Karding, menyatakan bahwa pemerintah berkomitmen untuk menyiapkan pekerja migran Indonesia yang memenuhi standar tinggi yang ditetapkan oleh Jerman.
"Standar di Jerman sangat ketat, mencakup kemampuan bahasa, keterampilan, dan aspek lainnya. Ini menjadi tugas kami untuk menyiapkan sumber daya manusia yang sesuai," ujar Karding dalam acara Kolaborasi Strategis Indonesia–Jerman di Bandung, Jawa Barat.
Karding menekankan bahwa Jerman tidak hanya menawarkan kebutuhan tenaga kerja yang besar, tetapi juga sistem perlindungan pekerja yang komprehensif dan gaji yang kompetitif. Kontrak kerja di Jerman mencakup asuransi, jam kerja, dan berbagai fasilitas lainnya. Gaji yang ditawarkan juga menarik, dengan rata-rata penghasilan yang signifikan bagi pekerja migran.
Untuk memenuhi kebutuhan pasar kerja Jerman, pekerja migran Indonesia harus memiliki kemampuan berbahasa Jerman dan keterampilan teknis yang relevan. KP2MI sedang mengevaluasi dan menstandarkan Balai Latihan Kerja (BLK) agar sesuai dengan kebutuhan negara tujuan. KP2MI juga bekerja sama dengan Goethe Institute, GIZ, dan Kedutaan Besar Jerman untuk memperkuat ekosistem migrasi tenaga kerja.
Kerja sama ini diwujudkan dengan peresmian Pusat Informasi Terpadu untuk Migrasi, Vokasi, dan Pembangunan Indonesia (Move.ID) serta Sentra Kompetensi Asia Tenggara untuk Migrasi Tenaga Kerja Ahli ke Jerman (KSM).
Duta Besar Jerman untuk Indonesia, Ina Lepel, menekankan pentingnya migrasi kerja yang aman, tertib, dan saling menguntungkan. Jerman tidak menginginkan migrasi yang kacau dan berujung pada kekerasan atau eksploitasi. Migrasi kerja harus aman, aktif, dan bermanfaat bagi pekerja dan kedua negara.
Direktur GIZ untuk Indonesia & ASEAN, Hans-Ludwig Bruns, menambahkan bahwa dua pusat yang diresmikan akan meningkatkan kualitas edukasi dan pengembangan kapasitas pekerja migran. GIZ bekerja sama dengan perusahaan Jerman untuk meningkatkan kualitas pekerja.
Direktur Regional Goethe-Institut untuk Asia Tenggara, Australia, dan Selandia Baru, Constanze Michel, menjelaskan bahwa Goethe fokus pada latihan bahasa dan interkultural. Goethe menawarkan paket inklusif latihan bahasa Jerman dari tahap pemula hingga intermediate.
Inisiatif Kolaborasi Indonesia-Jerman:
- Penguatan BLK: Evaluasi dan standarisasi Balai Latihan Kerja untuk memenuhi standar Jerman.
- Kemitraan Strategis: Kolaborasi dengan Goethe Institute, GIZ, dan Kedutaan Besar Jerman.
- Pusat Informasi Terpadu: Peresmian Move.ID dan KSM untuk mendukung migrasi tenaga kerja.
- Pelatihan Bahasa dan Interkultural: Goethe-Institut menyediakan pelatihan bahasa Jerman komprehensif.
Dengan langkah-langkah ini, Indonesia berupaya untuk memastikan bahwa pekerja migran Indonesia siap untuk memenuhi permintaan tinggi di pasar kerja Jerman, sambil memastikan perlindungan dan kesejahteraan mereka.