Legenda Munding Dongkol: Penjaga Gaib Sungai Citarik yang Sarat Makna

Di antara aliran Sungai Citarik yang membelah wilayah Sumedang dan Bandung, tersembunyi sebuah legenda yang hidup dalam benak masyarakat setempat: kisah tentang Munding Dongkol, kerbau gaib yang dipercaya sebagai penjaga sungai. Cerita ini bukan sekadar mitos, melainkan juga cerminan kearifan lokal dalam menjaga kelestarian alam.

Asal Usul Munding Dongkol

Menurut penuturan turun-temurun, Munding Dongkol bukanlah kerbau biasa. Ia dilahirkan secara ajaib dari seekor kerbau betina milik seorang petani di kaki Gunung Kareumbi. Kerbau betina itu, yang dianggap mandul, tiba-tiba hamil setelah dimandikan di Curug Sindulang, air terjun yang menjadi bagian hulu Sungai Citarik. Keajaiban ini dikaitkan dengan kekuatan magis air sungai yang suci.

Nama Munding Dongkol sendiri berasal dari dua kata dalam bahasa Sunda: 'munding' yang berarti kerbau, dan 'dongkol' yang menggambarkan bentuk tanduknya yang melengkung ke bawah. Kisah kelahirannya yang unik menjadikan Munding Dongkol sebagai sosok yang istimewa.

Kesetiaan dan Pengabdian

Dikisahkan, petani pemilik kerbau betina sangat menyayangi hewan peliharaannya itu. Kerbau itu pun setia membantu petani mengolah sawah. Namun, petani selalu merasa gundah karena kerbaunya tak kunjung hamil. Suatu malam, ia mendapat petunjuk gaib untuk memandikan kerbaunya di Curug Sindulang.

Petani mengikuti petunjuk itu, dan tak lama kemudian, kerbau betina itu hamil dan melahirkan seekor anak kerbau yang diberi nama Si Dongkol. Anak kerbau itu tumbuh dengan cepat dan memiliki kekuatan yang luar biasa. Ia membantu petani membajak sawah hingga suatu sore, saat petani kelelahan dan tertidur di dekat air terjun, Si Dongkol menghilang secara misterius.

Amanat Penjaga Sungai

Petani yang sedih karena kehilangan Si Dongkol kemudian mendengar bisikan gaib yang memintanya untuk merelakan anak kerbaunya. Si Dongkol ditakdirkan untuk tugas yang lebih besar, yaitu menjaga Sungai Citarik. Ia berjanji akan mengatur aliran sungai agar tidak kekeringan di musim kemarau dan tidak banjir di musim hujan. Namun, ia juga memperingatkan bahwa akan ada akibatnya jika ada yang mencemari sungai.

Mitos Sebagai Kearifan Lokal

Kisah Munding Dongkol menjadi pengingat bagi masyarakat untuk senantiasa menjaga kebersihan dan kelestarian Sungai Citarik. Mitos ini mengajarkan bahwa sungai bukan hanya sekadar aliran air, melainkan sumber kehidupan yang harus dihormati dan dilindungi.

Berikut adalah beberapa pesan yang terkandung dalam mitos Munding Dongkol:

  • Menjaga kebersihan sungai: Tidak membuang sampah atau limbah ke sungai.
  • Melestarikan hutan di hulu sungai: Menjaga kawasan resapan air agar sungai tetap mengalir.
  • Saling mengingatkan: Berperan aktif dalam menjaga kelestarian sungai.

Legenda Munding Dongkol adalah warisan budaya yang berharga. Ia bukan hanya sekadar cerita rakyat, melainkan juga cerminan kearifan lokal dalam menjaga keseimbangan alam. Dengan memahami dan menghayati pesan yang terkandung di dalamnya, kita dapat turut berkontribusi dalam menjaga kelestarian Sungai Citarik, sungai yang menjadi sumber kehidupan bagi banyak orang.