Borobudur Plaza Bekasi: Antara Kenangan dan Realita yang Memprihatinkan
Bekasi Timur menyimpan sebuah kisah pilu di balik megahnya bangunan Borobudur Plaza. Mal yang dahulu menjadi kebanggaan warga kini hanya membuka pintunya setahun sekali, tepatnya menjelang Hari Raya Idul Fitri. Di luar momen tersebut, pusat perbelanjaan ini seolah mati suri, terabaikan, dan menyimpan cerita kontras dengan gemerlap masa lalunya.
Terletak di persimpangan Jalan Insinyur H Juanda dan Jalan Lapangan Serbaguna, tepat bersebelahan dengan Lapangan Multiguna Bekasi Timur, Borobudur Plaza menampilkan pemandangan yang kontras. Fasad bangunan yang didominasi warna krem, merah, dan kuning tampak kusam dengan retakan menghiasi dinding. Area parkir yang dulunya ramai kini dipenuhi rumput liar, diselingi tumpukan balok kayu dan papan yang berserakan di berbagai sudut. Pintu pagar setinggi satu meter terkunci rapat, dililit kawat berkarat, menjadi simbol bahwa mal ini tidak lagi menerima pengunjung. Pemandangan ini menjadi pengingat akan perubahan drastis yang dialami pusat perbelanjaan ini.
Memasuki area dalam, kesan kosong dan tidak terurus semakin terasa. Pintu-pintu besi tertutup rapat, sementara pintu kaca ditutupi terpal untuk menghalangi pandangan ke dalam. Meskipun begitu, mal yang berdiri sejak tahun 1993 ini tetap beroperasi, meski hanya setahun sekali. Namun, operasionalnya terbatas pada beberapa kios di bagian depan mal, tidak seperti mal pada umumnya.
Menurut penuturan pedagang di sekitar lokasi, Borobudur Plaza hanya buka selama satu bulan menjelang Lebaran. Kios-kios yang buka pun hanya yang berada di bagian depan mal. Pada momen tersebut, Borobudur Departemen Store menjual berbagai pakaian dengan harga terjangkau. Kehadiran mal yang hanya sesaat ini tetap menarik perhatian warga, khususnya untuk berbelanja kebutuhan Lebaran. Spanduk promo Lebaran dengan tulisan "Gebyar Lebaran Murah!! Serba Rp 50 Ribu busana pria, wanita, dan sandal-sepatu" menjadi penanda eksistensi mal ini di tengah mati surinya.
Ironisnya, di balik kemegahan yang meredup, Borobudur Plaza kini menjadi tempat berteduh bagi mereka yang kurang beruntung. Beberapa pemulung dan pengamen terlihat memanfaatkan atap mal untuk berlindung dari panas dan hujan. Tumpukan kardus yang disusun menjadi alas tidur, serta tali yang digunakan untuk menggantung pakaian, menjadi bukti bahwa tempat ini menjadi rumah sementara bagi mereka yang hidup di jalanan.
Kondisi ini menggambarkan realita yang kontras antara kemegahan masa lalu Borobudur Plaza dengan kondisinya saat ini. Mal yang dulunya menjadi pusat perbelanjaan dan hiburan kini menjadi saksi bisu perubahan zaman dan ironi kehidupan. Berikut adalah beberapa poin penting terkait kondisi Borobudur Plaza:
- Lokasi: Jalan Insinyur H Juanda, Bekasi Timur.
- Kondisi Fisik: Memprihatinkan, dengan cat pudar, retakan, dan rumput liar.
- Operasional: Buka setahun sekali menjelang Lebaran.
- Tenant: Hanya Borobudur Departemen Store yang beroperasi saat Lebaran.
- Fungsi Lain: Tempat berteduh bagi pemulung dan pengamen.