Trauma Gempa, Warga Bengkulu Bertahan di Rumah Retak Sambil Menanti Realisasi Janji Pemerintah

Pasca gempa berkekuatan magnitudo 6,0 yang mengguncang Bengkulu sebulan lalu, sejumlah warga masih hidup dalam kondisi memprihatinkan. Mereka terpaksa bertahan di rumah-rumah yang mengalami kerusakan, atau memilih mengontrak dengan biaya sendiri. Situasi ini terjadi lantaran perbaikan yang dijanjikan pemerintah belum juga terealisasi.

Kondisi ini dialami oleh Yuni, seorang warga Perumahan Rafflesia Asri, Kelurahan Betungan, Kota Bengkulu. Rumahnya mengalami kerusakan sedang, dengan kondisi pintu yang tidak bisa tertutup rapat dan dinding belakang yang retak menganga. Ia mengungkapkan kekhawatiran akan potensi robohnya rumah tersebut. Hal itu ia sampaikan saat kunjungan Kepala Kejaksaan Tinggi (Kajati) Bengkulu, Victor Antonius Saragih Sidabutar, ke lokasi terdampak gempa.

Yuni mengaku tidak memiliki informasi pasti mengenai kapan rumahnya akan diperbaiki. Ia dan warga lain yang terdampak, memilih untuk mengontrak atau menumpang di rumah kerabat sembari menantikan bantuan perbaikan dari pemerintah. Meskipun demikian, Yuni mengakui bahwa beberapa rumah dengan kerusakan berat saat ini sedang dalam proses perbaikan oleh Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB).

"Mungkin prioritasnya rumah yang rusak berat dulu, sementara kami yang kerusakannya sedang dan ringan menyusul. Kami hanya bisa menunggu," ungkap Yuni.

Gubernur Bengkulu, Helmi Hasan, sebelumnya telah menyatakan komitmennya untuk membangun kembali rumah-rumah warga yang rusak berat, dengan menggunakan anggaran dari Pemerintah Provinsi Bengkulu dan BNPB. BNPB sendiri telah menyiapkan dana stimulan dengan besaran yang bervariasi, yaitu Rp 60 juta untuk rumah rusak berat, Rp 30 juta untuk rusak sedang, dan Rp 15 juta untuk rusak ringan.

Di tengah situasi yang sulit ini, Kajati Bengkulu, Victor Antonius Saragih Sidabutar, memberikan bantuan tahap kedua kepada warga terdampak gempa. Sebelumnya, Kejaksaan Tinggi telah menyalurkan bantuan berupa sembako. Kali ini, bantuan yang diberikan berupa perlengkapan dapur, makanan, kasur, serta 147 paket bantuan yang disesuaikan dengan data dari BPBD untuk korban gempa dengan rumah rusak sedang dan ringan.

"Hari ini diserahkan secara simbolis 15 paket, dan sisanya akan disalurkan seluruhnya melalui BPBD paling lambat hari Selasa depan, sesuai dengan data 147 by name by address," jelas Kajati.

Yuni dan warga lainnya mengungkapkan rasa terima kasih atas bantuan yang diberikan oleh Kejaksaan Tinggi. Mereka berharap kunjungan Kajati dapat menjadi pendorong percepatan perbaikan rumah mereka.

"Bantuan dari kejaksaan sangat berarti bagi kami. Semoga dengan kunjungan Pak Kajati, perbaikan rumah kami bisa dipercepat," harap Yuni, yang diamini oleh warga lainnya.

Selain bantuan logistik, Kajati juga memberikan bantuan uang tunai sebesar Rp 120 juta untuk membantu meringankan beban para pengungsi. Berdasarkan data dari BPBD, sebanyak 255 rumah di Kota Bengkulu dan Kabupaten Bengkulu Tengah mengalami kerusakan akibat gempa magnitudo 6,0 yang terjadi pada Jumat, 23 Mei 2025. Kerusakan yang terjadi bervariasi, mulai dari ringan hingga berat.