Perjuangan Ainul Yakin: Dari Lulusan SMK Kelistrikan Hingga Menjadi Masinis KRL
Mimpi di Balik Kokpit KRL: Kisah Inspiratif Ainul Yakin
Di balik hiruk pikuk stasiun dan padatnya jadwal perjalanan Kereta Rel Listrik (KRL) di Jabodetabek, ada sosok-sosok yang bertanggung jawab mengantarkan jutaan penumpang setiap harinya. Salah satunya adalah Ainul Yakin, seorang masinis KRL yang kisah perjalanannya sungguh inspiratif.
Berawal dari seorang remaja asal Pasuruan, Jawa Timur, Ainul Yakin, yang akrab disapa Mas Nul, menyimpan cita-cita tinggi untuk menjadi seorang masinis. Kekagumannya pada sosok masinis berseragam putih lengkap dengan dasi dan topi pet biru dongker menjadi pemicu semangatnya.
"Dari situlah saya pengin jadi masinis," kenang Mas Nul, yang kini telah 10 tahun mengemban amanah sebagai masinis KRL.
Perjalanan Mas Nul menuju impiannya tidaklah mudah. Saat menempuh pendidikan di sebuah Sekolah Menengah Kejuruan (SMK), ia mengambil jurusan kelistrikan. Namun, kecintaannya pada dunia perkeretaapian tidak pernah padam. Kesempatan Praktik Kerja Lapangan (PKL) di PT Kereta Api Indonesia (KAI) menjadi titik balik yang semakin memantapkan tekadnya.
Setelah lulus SMK, Mas Nul aktif mencari informasi mengenai jalur yang harus ditempuh untuk menjadi seorang masinis. Usahanya membuahkan hasil ketika ia diterima dan kemudian mendapatkan pendidikan khusus di Balai Pelatihan Teknik Perkeretaapian (BPTP) Bekasi.
"Pas bagian saya ditunjuk jadi masinis KRL, saya disekolahin di BPTP Bekasi," ujarnya.
Kini, Mas Nul bertugas mengendalikan KRL di salah satu rute tersibuk, yaitu Jakarta Kota-Bogor. Baginya, menjadi masinis adalah sebuah tanggung jawab besar. Keselamatan ratusan penumpang menjadi prioritas utamanya.
"Membawa kereta dengan ratusan penumpang di dalamnya merupakan suatu kebanggaan bagi masinis, dengan mengantar penumpang dengan selamat sampai tujuan. Maka dari itu saya sangat terinspirasi jadi masinis," tuturnya.
Kerja Sama Tim dan Kesehatan Diri
Mas Nul menyadari bahwa tugasnya sebagai masinis tidak dapat dijalankan seorang diri. Kerja sama tim yang solid menjadi kunci kelancaran operasional KRL.
"Saya selalu berkomunikasi dengan tim lain seperti PPKA (Pengatur Perjalanan Kereta Api) dan teknisi sarana untuk memastikan operasional kereta berjalan lancar dan penumpang merasa aman," jelasnya.
Selain kerja sama tim, kesehatan diri juga menjadi perhatian utama Mas Nul. Ia selalu memastikan untuk mendapatkan istirahat yang cukup sebelum bertugas.
"Saya menjaga konsentrasi dengan melakukan pemeriksaan rutin. Kesehatan mental dijaga dengan melakukan kegiatan relaksasi di luar jam kerja dan menjaga komunikasi yang baik dengan rekan kerja," pungkasnya.
Kisah Ainul Yakin adalah contoh nyata bahwa dengan kerja keras, ketekunan, dan semangat pantang menyerah, impian setinggi apapun dapat diraih. Perjalanan dari seorang siswa SMK kelistrikan hingga menjadi masinis KRL menjadi inspirasi bagi banyak orang untuk terus mengejar cita-cita mereka.