Rusia Tawarkan Bantuan Pengembangan Teknologi Nuklir Damai untuk Indonesia, Fokus pada Sektor Pertanian dan Kesehatan

Presiden Rusia, Vladimir Putin, menyatakan kesiapan negaranya untuk mendukung Indonesia dalam mengembangkan teknologi nuklir damai. Pernyataan ini disampaikan saat konferensi pers bersama Presiden Prabowo Subianto di Istana Constantin, St. Petersburg, Rusia, pada hari Kamis.

Putin menekankan bahwa pemanfaatan teknologi nuklir tidak terbatas pada sektor energi saja, tetapi juga memiliki potensi besar dalam bidang pertanian dan kesehatan. Kerja sama ini diharapkan dapat membuka peluang baru bagi Indonesia untuk meningkatkan produktivitas dan kualitas di kedua sektor tersebut.

"Kami sangat terbuka untuk menjalin interaksi dengan mitra Indonesia dalam pengembangan nuklir damai," ujar Putin, seperti dilansir dari sumber resmi Kremlin. Putin menambahkan bahwa proyek bersama yang terkait dengan pemanfaatan teknologi nuklir non-energi, seperti dalam perawatan kesehatan, pertanian, dan pelatihan sumber daya manusia untuk industri nuklir nasional, dapat menjadi contoh konkret dari kerja sama ini.

Selain nuklir, Rusia juga menyatakan kesiapannya untuk bekerja sama dengan Indonesia di sektor energi secara lebih luas, termasuk partisipasi dalam investasi minyak dan gas di berbagai wilayah Indonesia. Putin menegaskan komitmen Rusia untuk bergabung dalam proyek-proyek baru di landas kontinen Indonesia dan meningkatkan produktivitas ladang-ladang minyak yang sudah ada.

Presiden Putin juga menyoroti proyek pembangunan kilang minyak dan kompleks petrokimia besar di Jawa Timur yang sedang berjalan. Ia mencatat bahwa sejumlah perusahaan energi besar dari Rusia aktif mengembangkan pasar di Indonesia. Rusia berencana meningkatkan pasokan langsung produk energi ke Indonesia, termasuk hidrokarbon, minyak, dan gas cair.

Pertemuan antara Presiden Putin dan Presiden Prabowo merupakan bagian dari kunjungan kenegaraan Presiden Prabowo ke Rusia. Selain pertemuan bilateral dan konferensi pers, kedua pemimpin juga meresmikan empat dokumen kerja sama. Kedua presiden dijadwalkan untuk menghadiri The 28th St. Petersburg International Economic Forum (SPIEF 2025) di St. Petersburg.

Potensi Aplikasi Nuklir di Pertanian:

Teknologi nuklir memiliki beragam aplikasi potensial di sektor pertanian, termasuk:

  • Pemuliaan Tanaman: Radiasi dapat digunakan untuk memodifikasi gen tanaman, menghasilkan varietas baru dengan sifat-sifat unggul seperti hasil panen yang lebih tinggi, ketahanan terhadap hama dan penyakit, serta toleransi terhadap kondisi lingkungan yang ekstrem.
  • Pengendalian Hama: Teknik iradiasi dapat digunakan untuk mensterilkan serangga hama, sehingga mengurangi populasi mereka secara signifikan tanpa menggunakan pestisida kimia yang berbahaya.
  • Pengawetan Makanan: Radiasi dapat memperpanjang umur simpan produk pertanian seperti buah-buahan, sayuran, dan daging dengan membunuh bakteri dan mikroorganisme penyebab pembusukan.
  • Optimasi Pemupukan: Isotop radioaktif dapat digunakan untuk melacak penyerapan nutrisi oleh tanaman, membantu petani mengoptimalkan penggunaan pupuk dan mengurangi dampak negatif terhadap lingkungan.

Potensi Aplikasi Nuklir di Kesehatan:

Teknologi nuklir juga memiliki peran penting dalam bidang kesehatan, antara lain:

  • Diagnosis Penyakit: Radioisotop digunakan dalam berbagai prosedur pencitraan medis seperti PET scan dan SPECT scan untuk mendeteksi penyakit seperti kanker, penyakit jantung, dan gangguan neurologis.
  • Terapi Kanker: Radioterapi menggunakan radiasi untuk menghancurkan sel-sel kanker, baik secara eksternal maupun internal melalui implantasi radioaktif.
  • Sterilisasi Alat Kesehatan: Radiasi digunakan untuk mensterilkan alat-alat medis dan perlengkapan laboratorium, memastikan keamanan dan mencegah infeksi.

Kerja sama antara Rusia dan Indonesia dalam pengembangan teknologi nuklir damai diharapkan dapat membawa manfaat signifikan bagi kedua negara, terutama dalam meningkatkan produktivitas pertanian dan kualitas layanan kesehatan.