Meta Incar Talenta AI Top: Mark Zuckerberg Tawarkan Gaji Fantastis Demi Saingi OpenAI

Persaingan dalam ranah kecerdasan buatan (AI) semakin memanas, mendorong perusahaan-perusahaan teknologi untuk berlomba merekrut talenta-talenta terbaik di bidang ini. Meta, di bawah kepemimpinan Mark Zuckerberg, turut ambil bagian dalam perburuan ini, dengan fokus pada pembentukan tim khusus bernama Superintelligence.

Zuckerberg dilaporkan secara aktif mendekati para peneliti AI dari berbagai perusahaan, termasuk OpenAI dan Google DeepMind, dengan tawaran yang sangat menggiurkan. CEO OpenAI, Sam Altman, mengonfirmasi adanya upaya perekrutan ini, yang melibatkan penawaran bonus penandatanganan mencapai lebih dari 100 juta dollar AS, serta kompensasi tahunan yang signifikan. Meskipun demikian, Altman menyatakan kelegaannya karena sebagian besar talenta terbaik OpenAI memilih untuk menolak tawaran tersebut.

Beberapa nama yang sempat dikaitkan dengan upaya perekrutan Meta antara lain Noam Brown, seorang peneliti utama di OpenAI, dan Koray Kavukcuoglu, arsitek AI di Google. Namun, keduanya dilaporkan menolak tawaran tersebut. Altman meyakini bahwa para karyawan OpenAI melihat peluang yang lebih besar untuk mewujudkan Artificial General Intelligence (AGI) di OpenAI, serta potensi perusahaan untuk menjadi lebih bernilai di masa depan. Ia juga berpendapat bahwa fokus Meta pada kompensasi tinggi, dibandingkan dengan misi membangun AGI, tidak akan menciptakan budaya perusahaan yang ideal.

Tim Superintelligence di Meta akan dipimpin oleh Alexandr Wang, mantan CEO Scale, dan diperkirakan akan beranggotakan sekitar 50 orang. Zuckerberg bahkan dilaporkan melakukan perekrutan langsung dari kediamannya di Lake Tahoe dan Palo Alto. Penawaran yang diberikan kepada para kandidat sangat tinggi, dengan gaji minimum 2 juta dollar AS per tahun, dan bahkan mencapai lebih dari 10 juta dollar AS per tahun dalam bentuk tunai untuk beberapa posisi.

Laporan Bloomberg menyebutkan bahwa Jack Rae, seorang peneliti utama di Google DeepMind, diduga kuat telah bergabung dengan tim AI Meta. Johan Schalkwyk, yang sebelumnya memimpin machine learning di startup Sesame AI, juga dikabarkan bergabung. Meskipun demikian, beberapa kandidat lain memilih untuk tetap bersama OpenAI dan Anthropic karena alasan akses ke komputasi yang lebih baik.

Ketersediaan pakar AI yang berkualitas saat ini sangat terbatas, diperkirakan hanya ada kurang dari 1.000 orang di seluruh dunia yang memiliki kualifikasi untuk mengembangkan model AI tercanggih. Hal ini mendorong perusahaan-perusahaan teknologi untuk memberikan perhatian khusus pada kompensasi bagi para talenta AI.

Tim Superintelligence di Meta bertujuan untuk meningkatkan daya saing perusahaan induk Facebook dan Instagram terhadap kompetitor seperti Google dan OpenAI. Meskipun belum jelas produk atau layanan apa yang akan dikembangkan oleh tim ini, langkah ini menunjukkan keseriusan Meta dalam mengembangkan kemampuan AI-nya.