Evaluasi PBSI: Performa Atlet Utama Belum Optimal, Peningkatan Kemampuan Jadi Fokus Utama

Performa beberapa atlet bulutangkis utama Indonesia menjadi sorotan setelah evaluasi menyeluruh yang dilakukan oleh Persatuan Bulutangkis Seluruh Indonesia (PBSI). Evaluasi ini dilakukan pasca-Indonesia Open 2025, untuk menganalisis pencapaian atlet sejak awal tahun.

Kepala Bidang Pembinaan dan Prestasi (Kabid Binpres) PBSI, Eng Hian, mengungkapkan bahwa berdasarkan evaluasi bersama tim pelatih, belum semua atlet utama mencapai level elite yang diharapkan. Hal ini mendorong PBSI untuk memfokuskan upaya pada peningkatan kemampuan teknik dan fisik para atlet.

"Atlet-atlet utama kami belum semuanya di posisi level elite. Perlu mengejar, menaikkan kemampuan baik teknik maupun fisik," ujar Eng Hian.

Sektor ganda putra dinilai telah menunjukkan potensi dengan mencapai lima kali babak final dalam berbagai turnamen. Meskipun demikian, hasil ini belum sepenuhnya memenuhi harapan PBSI. Lima final yang dimaksud adalah:

  • Indonesia Masters 2025 (Fajar Alfian/Muhammad Rian Ardianto)
  • All England (Leo Rolly Carnando/Bagas Maulana)
  • Thailand Masters (Daniel Marthin/Muhammad Shohibul Fikri)
  • Swiss Open (Daniel Marthin/Muhammad Shohibul Fikri)
  • Indonesia Open 2025 (Sabar Karyaman Gutama/Moh. Reza Pahlevi Isfahani – non-Pelatnas)

PBSI juga menghadapi tantangan dengan kondisi dua atlet andalannya, Anthony Sinisuka Ginting dan Gregoria Mariska Tunjung. Ginting masih dalam proses pemulihan cedera sejak awal tahun, sementara Gregoria mengalami masalah kesehatan. Kondisi ini memaksa PBSI untuk mempercepat pengembangan atlet-atlet pelapis seperti Alwi Farhan, Putri Kusuma Wardani, dan Jafar Hidayatullah/Felisha Pasaribu.

Eng Hian menekankan pentingnya program latihan yang lebih tepat sasaran untuk membantu atlet mencapai performa terbaik mereka. PBSI akan bekerja sama dengan pelatih teknik dan fisik untuk merancang program yang sesuai dengan kebutuhan individu atlet.

"Ini menjadi PR (Pekerjaan Rumah) saya bersama pelatih teknik dan fisik untuk membuat program latihan yang lebih tepat sasaran, agar atlet dapat mencapai performa terbaiknya," pungkas Eng Hian.