Pemuda Pancasila Kalteng Berupaya Redefinisi Citra Organisasi: Menanggalkan Stigma Negatif dan Membangun Reputasi Positif

Organisasi masyarakat (ormas) Pemuda Pancasila (PP) Kalimantan Tengah (Kalteng) tengah berbenah diri, berupaya keras untuk menghilangkan citra negatif yang selama ini melekat. Langkah ini diambil sebagai respons terhadap tindakan sejumlah oknum yang mencoreng nama baik organisasi di mata masyarakat.

Bendahara PP Kalteng, Adhie Abdian, mengungkapkan bahwa upaya pembenahan ini telah menjadi agenda utama sejak musyawarah besar (Mubes) tahun 2019 di Jakarta. Salah satu fokus utama adalah mengurangi praktik-praktik premanisme yang kerap diasosiasikan dengan PP. Adhie tidak menampik bahwa sejarah PP memang tak lepas dari keberadaan oknum-oknum tersebut, namun ia menegaskan komitmen organisasi untuk berubah.

Sejarah dan Citra yang Terkontaminasi

Adhie menjelaskan bahwa Pemuda Pancasila lahir pada tahun 1959 dengan tujuan mulia, yakni membantu negara dalam memberantas komunisme. Organisasi ini dibentuk sebagai respons terhadap organisasi kepemudaan yang berafiliasi dengan Partai Komunis Indonesia (PKI). Pada awalnya, PP memang merekrut anggota dari berbagai kalangan, termasuk mereka yang memiliki latar belakang premanisme. Tujuannya adalah untuk membangun jiwa korsa dan menanamkan rasa cinta tanah air.

Namun, seiring berjalannya waktu, citra PP mulai ternoda oleh tindakan-tindakan oknum yang tidak bertanggung jawab. Praktik-praktik yang merugikan masyarakat, seperti pemerasan dan kekerasan, kerap dikaitkan dengan PP, sehingga memperburuk pandangan publik terhadap organisasi ini.

Upaya Pembenahan dan Tantangan yang Dihadapi

Adhie mengakui bahwa upaya pembenahan ini tidaklah mudah. Ia menyayangkan masih adanya oknum-oknum yang mengatasnamakan PP untuk melakukan tindakan-tindakan yang merugikan masyarakat. Bahkan, ia mengakui bahwa oknum-oknum tersebut masih cukup banyak di dalam organisasi.

"Apalagi sekarang PP dibilang pasukan rendang, di mana ada hajatan di situ kumpul," ujarnya menggambarkan stigma negatif yang melekat pada PP.

Meski demikian, Adhie menegaskan bahwa PP tidak akan menyerah dalam upaya memperbaiki diri. Mereka menyadari bahwa mereka tidak bisa menyalahkan orang lain atau menghapus keberadaan oknum-oknum tersebut begitu saja. Namun, mereka berkomitmen untuk memberikan pencerahan kepada para anggota, mengajak mereka untuk meninggalkan praktik-praktik negatif dan berkontribusi positif kepada masyarakat.

Komitmen untuk Masa Depan

Pemuda Pancasila Kalimantan Tengah berkomitmen untuk terus berupaya memperbaiki diri dan menanggulangi tindakan oknum-oknum yang merugikan. Mereka ingin menciptakan citra yang lebih baik bagi organisasi mereka, citra yang mencerminkan nilai-nilai Pancasila dan kontribusi positif kepada masyarakat.

Upaya ini membutuhkan dukungan dari semua pihak, termasuk pemerintah, masyarakat, dan media massa. Dengan kerja sama yang baik, diharapkan Pemuda Pancasila dapat benar-benar bertransformasi menjadi organisasi yang bermanfaat bagi bangsa dan negara.

PP Kalteng menyadari bahwa perjalanan untuk mengubah citra negatif tidaklah mudah dan membutuhkan waktu. Akan tetapi, dengan komitmen yang kuat dan kerja keras yang berkelanjutan, mereka yakin dapat mencapai tujuan tersebut. Mereka berharap dapat membuktikan kepada masyarakat bahwa Pemuda Pancasila adalah organisasi yang peduli, bertanggung jawab, dan siap berkontribusi positif bagi kemajuan bangsa dan negara.