Pemerintah Kota Jakarta Timur mengambil langkah tegas dalam menjaga ketertiban dan keamanan di Taman Mahoni, Kelapa Dua Wetan, Ciracas. Menyusul viralnya video yang memperlihatkan dugaan tindakan asusila oleh pasangan muda-mudi di taman tersebut, Suku Dinas Pertamanan dan Hutan Kota (Tamhut) Jakarta Timur bergerak cepat memasang kamera pengawas (CCTV) dan menambah penerangan.

"Taman Mahoni telah dilengkapi dengan empat unit CCTV baru dan dua lampu penerangan tambahan. Dengan demikian, total terdapat sepuluh lampu penerangan di area taman," jelas Kepala Suku Dinas Tamhut Jakarta Timur, Dwi Ponangsera. Penambahan fasilitas ini diharapkan dapat meningkatkan pengawasan dan mengurangi potensi terjadinya tindakan yang melanggar norma di ruang publik.

Selain pemasangan CCTV dan penambahan lampu, Pemkot Jakarta Timur juga memasang spanduk-spanduk berisi informasi dan larangan bagi pengunjung. Spanduk berukuran 80x80 cm tersebut ditempatkan di lokasi-lokasi strategis agar mudah terlihat dan terbaca oleh seluruh pengunjung taman. Isi spanduk mencakup larangan melakukan perbuatan asusila, membawa hewan peliharaan tanpa izin, serta mengonsumsi minuman keras di area taman. Dwi Ponangsera menegaskan bahwa sanksi akan diberlakukan bagi siapapun yang melanggar aturan tersebut.

Guna memastikan efektivitas pengawasan dan penegakan aturan, Suku Dinas Tamhut Jakarta Timur juga berkoordinasi dengan Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) dan Garnisun. Kerjasama ini bertujuan untuk meningkatkan patroli dan pengawasan di Taman Mahoni, terutama pada jam-jam rawan. Dengan adanya sinergi antara berbagai pihak, diharapkan Taman Mahoni dapat menjadi ruang publik yang aman, nyaman, dan sesuai dengan peruntukannya.

Kejadian viral sebelumnya menjadi perhatian serius bagi Pemkot Jakarta Timur. Video yang diunggah oleh akun Instagram @kabarcibubur24jam memperlihatkan sepasang muda-mudi yang diduga melakukan tindakan tidak senonoh pada malam hari di taman yang terlihat sepi. Dalam keterangan video tersebut, disebutkan bahwa Taman Mahoni kerap menjadi tempat yang disalahgunakan karena kondisinya yang cenderung sepi dan kurang penerangan. Respons cepat dari Pemkot Jakarta Timur ini menunjukkan komitmen dalam menjaga ketertiban umum dan menciptakan lingkungan yang kondusif bagi masyarakat.