Jakarta Genjot Armada Transportasi Publik dengan Ratusan Bus Listrik Baru

Pemerintah Provinsi DKI Jakarta berencana menambah 200 unit bus listrik pada tahun 2025. Langkah ini diambil sebagai upaya memperkuat sistem transportasi massal di ibukota, khususnya layanan Transjakarta dan Transjabodetabek.

Kepala Dinas Perhubungan DKI Jakarta, Syafrin Liputo, mengungkapkan bahwa penambahan armada bus listrik ini didorong oleh peningkatan signifikan jumlah penumpang dan kebutuhan untuk memperluas jangkauan pelayanan. "Tahun ini kami akan mengadakan tambahan armada. Dalam waktu dekat, sekitar 200 unit bus listrik akan dioperasikan untuk memperkuat layanan Transjakarta," ujarnya.

Inisiatif ini merupakan bagian dari komitmen Pemprov DKI Jakarta dalam meningkatkan kualitas dan aksesibilitas transportasi publik. Saat ini, Transjabodetabek telah melayani lima rute strategis, yaitu:

  • Blok M–Alam Sutera (S61)
  • Vida Bekasi–Cawang (B41)
  • PIK 2–Blok M (T31)
  • Bogor–Blok M (P11)
  • Sawangan–Lebak Bulus (D41)

Menurut catatan Dishub DKI, rute PIK 2 – Blok M dan Bogor – Blok M menjadi yang paling diminati oleh masyarakat.

Selain itu, Dishub DKI juga tengah mempersiapkan lima rute Transjabodetabek tambahan yang akan diluncurkan secara bertahap pada tahun ini. Salah satunya adalah rute Terminal Bekasi–Dukuh Atas via Tol Becakayu, yang diharapkan dapat segera beroperasi dalam waktu dekat. Rute dalam kota, yaitu Ancol ke Blok M, juga akan dioperasikan untuk mempercepat mobilitas penumpang tanpa perlu transit di titik-titik seperti Kampung Melayu atau Cawang.

"Total akan ada 10 rute baru Transjabodetabek tahun ini, yang akan diumumkan secara bertahap," imbuh Syafrin.

Guna mendukung pengembangan layanan ini, Dishub DKI telah mengajukan penambahan subsidi Public Service Obligation (PSO) dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Perubahan 2025 sebesar Rp300 miliar hingga Rp400 miliar. Dana tersebut akan dialokasikan untuk meningkatkan kualitas layanan Transjakarta dan Transjabodetabek.

"Ya, akan ada penambahan PSO dengan nilai sekitar 300-400 miliar," pungkas Syafrin. Penambahan bus listrik ini diharapkan dapat mengurangi kemacetan dan meningkatkan kualitas udara di Jakarta, sejalan dengan komitmen pemerintah untuk menciptakan lingkungan yang lebih bersih dan berkelanjutan.