Akses Maritim Pulau Enggano Segera Pulih: Alur Pelabuhan Pulau Baai Ditargetkan Dapat Dilayari Akhir Juni
Kabar gembira bagi masyarakat Pulau Enggano, Bengkulu, yang selama beberapa waktu terakhir mengalami kendala akses transportasi laut. Kementerian Perhubungan (Kemenhub) optimis alur Pelabuhan Pulau Baai, pintu gerbang utama menuju pulau tersebut, akan kembali normal dan dapat dilayari kapal-kapal pada akhir Juni 2025.
Normalisasi alur pelayaran ini menjadi prioritas setelah pendangkalan parah mengganggu aktivitas pelayaran sejak Maret 2025. Kondisi ini berdampak signifikan terhadap kehidupan masyarakat Enggano, terutama dalam hal distribusi logistik dan hasil pertanian. Akibatnya, perekonomian pulau tersebut mengalami stagnasi karena terhambatnya pasokan kebutuhan pokok dan kesulitan memasarkan hasil bumi.
Direktorat Jenderal Perhubungan Laut Kemenhub, melalui PT Pelindo Regional 2 Bengkulu, telah melakukan upaya intensif untuk mengatasi pendangkalan tersebut. Pengerukan alur pelayaran terus dikebut dengan menggunakan peralatan modern, termasuk kapal keruk berkapasitas besar seperti CSD Costa Fortuna 3 dan AHT Costa Fortuna 5 yang didatangkan khusus untuk mempercepat proses normalisasi.
General Manager Pelindo Regional 2 Bengkulu, S. Joko, menjelaskan bahwa pekerjaan pengerukan telah dimulai sejak awal April 2025. Meskipun progresnya menjanjikan, keberhasilan target akhir Juni sangat bergantung pada kondisi cuaca dan gelombang laut. Cuaca buruk dan gelombang tinggi berpotensi menghambat proses pengerukan dan menunda pembukaan kembali alur pelayaran.
Selama proses normalisasi berlangsung, Pelindo berupaya memfasilitasi pergerakan penumpang dari dan menuju Pulau Enggano dengan menggunakan kapal-kapal kecil milik berbagai instansi, termasuk KSOP, Basarnas, TNI AL, dan Polairud. Kapal-kapal ini mengangkut penumpang dari dermaga pelabuhan menuju KMP Pulo Tello yang berada di area labuh.
Berikut adalah tantangan yang dihadapi dan solusi yang diupayakan:
- Pendangkalan Alur Pelayaran: Pengerukan intensif dengan kapal keruk modern.
- Keterbatasan Akses Penumpang: Penggunaan kapal-kapal kecil untuk transportasi sementara.
- Distribusi Logistik Terhambat: Memaksimalkan pasokan via darat dari provinsi tetangga seperti Lubuk Linggau, Sumatera Selatan.
Pulihnya akses transportasi laut diharapkan dapat memulihkan perekonomian Pulau Enggano dan mengakhiri isolasi yang selama ini dirasakan masyarakat. Dengan dibukanya kembali alur Pelabuhan Pulau Baai, diharapkan distribusi logistik dan hasil pertanian kembali lancar, sehingga roda perekonomian di pulau tersebut dapat kembali berputar.