BEI Pertimbangkan Penurunan Ukuran Lot Saham Demi Dongkrak Partisipasi Investor
Bursa Efek Indonesia (BEI) sedang menjajaki kemungkinan perubahan signifikan dalam mekanisme perdagangan saham, yaitu dengan mempertimbangkan penurunan ukuran lot saham. Langkah ini diambil sebagai upaya untuk meningkatkan partisipasi investor, memperdalam pasar modal, dan meningkatkan likuiditas perdagangan.
Direktur Pengembangan BEI, Jeffrey Hendrik, mengungkapkan bahwa saat ini BEI sedang melakukan kajian mendalam terkait rencana tersebut. Survei terhadap berbagai pemangku kepentingan pasar modal tengah dilakukan untuk mendapatkan masukan dan perspektif yang komprehensif. Tujuannya adalah untuk memahami potensi dampak dari perubahan ukuran lot saham terhadap berbagai aspek pasar.
"Penyesuaian lot size ini bertujuan untuk meningkatkan pendalaman pasar, likuiditas, dan kualitas layanan kepada investor," ujar Jeffrey. Ia menambahkan, penurunan ukuran lot diharapkan dapat membuat akses pasar modal menjadi lebih terjangkau bagi masyarakat luas.
Saat ini, satuan lot perdagangan di BEI adalah 100 saham. Opsi yang paling rasional yang sedang dipertimbangkan adalah penurunan jumlah saham dalam satu lot. Namun, BEI juga mempelajari praktik yang diterapkan di bursa-bursa lain di dunia.
"Ada bursa yang menerapkan satu lot berisi 50 lembar saham, bahkan ada yang satu lot hanya satu lembar saham," jelas Jeffrey. Ia mencontohkan Bursa London dan Korea Selatan sebagai bursa yang telah menerapkan ukuran lot satu saham.
Inisiatif ini merupakan bagian dari upaya BEI untuk terus beradaptasi dengan perkembangan pasar global dan meningkatkan daya saing pasar modal Indonesia. Meski demikian, implementasi aturan baru ini masih memerlukan kajian lebih lanjut dan diperkirakan tidak akan dilakukan dalam waktu dekat.
Survei online terkait penyesuaian satuan perdagangan saham (lot size) telah dilakukan mulai tanggal 16 hingga 26 Juni 2025, melibatkan berbagai pihak terkait sebagai responden.