Kisah Inspiratif Michelle Theodora: Bertahan dan Bangkit dari Leukemia Melalui Ratusan Sesi Kemoterapi
Michelle Theodora, seorang wanita berusia 25 tahun, kini menginspirasi banyak orang dengan kisahnya yang luar biasa. Ia berhasil melewati masa-masa sulit melawan leukemia dan kini berprofesi sebagai seorang psikolog. Perjalanannya tidaklah mudah, dipenuhi dengan tantangan fisik dan emosional, tetapi keteguhan hatinya membawanya menuju kesembuhan dan membantu orang lain.
Pada tahun 2011, Michelle didiagnosis dengan Acute Lymphocytic Leukemia (ALL), sebuah jenis kanker darah yang menyerang sel-sel darah putih. Gejala awal yang dialaminya meliputi kelelahan ekstrem, nyeri sendi yang tak tertahankan, perubahan warna kuku menjadi pucat, hingga kesulitan berjalan. Diagnosis ini menjadi pukulan berat baginya dan keluarganya. Perawatan leukemia biasanya memakan waktu sekitar dua tahun. Namun, pada tahun 2013, Michelle mengalami relaps, yang berarti kanker tersebut kembali muncul setelah sempat mereda. Kondisi ini mengharuskan Michelle untuk melanjutkan kemoterapi, kali ini di Singapura, dengan dosis yang lebih tinggi. Efek samping yang dialaminya pun menjadi lebih berat.
Selama empat tahun masa perawatan, Michelle menjalani lebih dari seratus kali sesi kemoterapi. Antara tahun 2011 dan 2013 saja, ia telah menjalani sekitar 70 kali kemoterapi. Efek samping kemoterapi sangat memengaruhi Michelle. Rambutnya rontok hingga botak, ia mengalami demam tinggi setiap minggu yang disertai menggigil, dan membutuhkan transfusi darah hampir setiap bulan. Meski berat, ia tetap berusaha untuk tidak menyerah.
Setelah menjalani serangkaian perawatan intensif dan pemeriksaan menyeluruh, Michelle akhirnya dinyatakan remisi pada tahun 2015. Kabar ini menjadi titik balik dalam hidupnya. Dua tahun kemudian, pada tahun 2017, ia memutuskan untuk mengejar mimpinya dan melanjutkan pendidikan di bidang psikologi di Universitas Tarumanegara. Dengan tekad yang kuat, ia berhasil menyelesaikan studinya dan kini berpraktik sebagai seorang psikolog klinis.
Michelle tidak hanya fokus pada kariernya sebagai psikolog, tetapi juga aktif berbagi pengalaman dan motivasi melalui media sosial. Ia juga membuka sesi mentoring gratis bagi mereka yang tengah berjuang menghadapi masalah kesehatan mental atau penyakit kronis. Tujuannya adalah untuk memberikan dukungan, harapan, dan inspirasi kepada orang lain yang mengalami kesulitan serupa. Michelle percaya bahwa setiap kesulitan dapat menjadi peluang untuk bertumbuh dan menjadi pribadi yang lebih kuat.
Michelle berpesan kepada mereka yang sedang berjuang melawan penyakit atau masalah kehidupan lainnya untuk terus bertahan dan fokus pada hal-hal yang dapat dikendalikan. Ia menekankan pentingnya memanfaatkan setiap kesempatan yang diberikan dan percaya bahwa kesulitan bukanlah musuh, tetapi bagian dari proses pertumbuhan. Kisah Michelle adalah bukti nyata bahwa dengan keteguhan hati dan semangat pantang menyerah, kita dapat mengatasi tantangan apa pun dan meraih kebahagiaan.