Kericuhan Warnai Acara Keagamaan di Brebes: Warga Protes Penutupan Akses Jalan
Kericuhan di Brebes Dipicu Penutupan Jalan Saat Acara Keagamaan
Sebuah insiden kericuhan terjadi di Kelurahan Limbangan Kulon, Kecamatan Brebes, Jawa Tengah, yang melibatkan warga dan sekelompok jemaah pengajian. Peristiwa ini bermula dari ketidaksepakatan terkait penutupan akses jalan saat acara keagamaan berlangsung, yang berujung pada aksi protes warga dan pencopotan sejumlah atribut keagamaan.
Kejadian ini bermula ketika seorang warga hendak menggelar acara tahlil kubur. Bersamaan dengan itu, di sebuah rumah yang disebut-sebut sebagai lokasi kegiatan Majelis Dzikir Al Anfas (yang sebelumnya dikenal sebagai FPI), juga sedang berlangsung pengajian. Perselisihan muncul ketika akses jalan menuju tempat tahlil tertutup oleh aktivitas pengajian. Warga yang hendak mengikuti tahlil merasa terhalang dan menyampaikan keberatan kepada panitia pengajian.
Menurut keterangan Kepala Kelurahan Limbangan Kulon, Arba Setiono, warga meminta agar panggung pengajian tidak menutup seluruh akses jalan, menyisakan ruang bagi pejalan kaki yang akan menghadiri tahlilan. Namun, permintaan ini tidak diindahkan. Jalan tetap ditutup sepenuhnya, sehingga memicu perdebatan antara warga dan panitia. Insiden ini berujung pada tindakan kekerasan, di mana beberapa panitia pengajian diduga melakukan pemukulan dan penendangan terhadap salah seorang anggota keluarga yang menggelar tahlil, Sultan Tegar Eka Saputra, saat ia mencoba melerai perselisihan. Akibatnya, korban mengalami luka memar dan cakaran di tubuhnya.
Kekerasan ini memicu kemarahan warga sekitar. Mereka mendatangi lokasi pengajian untuk mencari pelaku pemukulan. Untuk mencegah aksi yang lebih besar, petugas kepolisian dari Polsek Brebes segera mengamankan Habib Hasan, yang diketahui sebagai pemimpin pengajian, beserta beberapa panitia ke tempat yang lebih aman.
Setelah kejadian tersebut, situasi sempat mereda. Namun, pada malam harinya, puluhan warga kembali mendatangi rumah Habib Hasan dan melakukan aksi pencopotan baliho dan poster bergambar tokoh-tokoh agama yang terpasang di rumah tersebut. Aksi ini sempat diwarnai upaya pencegahan dari pihak kelurahan, yang mengingatkan warga bahwa rumah tersebut merupakan milik warga setempat yang dikontrak oleh Habib Hasan.
Kapolsek Brebes, AKP Prapto, menjelaskan bahwa tidak ada pembubaran pengajian seperti yang beredar di media sosial. Ia menegaskan bahwa pihaknya telah melakukan mediasi antara korban dan jemaah Habib Hasan. Masyarakat sekitar yang tidak menghendaki keributan terulang kembali, akhirnya mencapai kesepakatan untuk tidak mengadakan pengajian di lokasi tersebut.
Berikut kronologi kejadian:
- Warga hendak menggelar tahlil kubur.
- Bersamaan, ada pengajian di rumah Habib Hasan.
- Akses jalan tertutup oleh pengajian.
- Warga protes, terjadi perselisihan.
- Terjadi pemukulan terhadap warga yang melerai.
- Warga marah dan mendatangi lokasi pengajian.
- Polisi mengamankan Habib Hasan dan panitia.
- Warga mencopoti baliho dan poster.
- Mediasi dilakukan, pengajian ditiadakan.
Kasus ini masih dalam penanganan pihak kepolisian untuk penyelidikan lebih lanjut.