Ratusan Tenaga Kesehatan Indonesia Diberangkatkan ke Jepang dalam Skema IJ-EPA
Ratusan pekerja migran Indonesia (PMI) yang didominasi tenaga kesehatan, secara resmi memulai penugasan mereka di Jepang melalui program Indonesia-Japan Economic Partnership Agreement (IJ-EPA). Acara pelepasan 306 PMI ini diselenggarakan di Depok, Jawa Barat, menandai langkah penting dalam kerjasama bilateral antara kedua negara.
Menteri Pelindungan Pekerja Migran Indonesia, Abdul Kadir Karding, dalam sambutannya menekankan pentingnya bagi para PMI untuk tidak hanya terpaku pada aspek finansial selama bekerja di Jepang. Beliau mendorong mereka untuk memanfaatkan kesempatan ini sebagai sarana pengembangan diri, peningkatan keterampilan, dan membangun jaringan profesional yang luas. Karding juga menekankan pentingnya meneladani etos kerja masyarakat Jepang yang terkenal dengan kedisiplinan dan profesionalisme tinggi. Ia berharap pengalaman ini akan menjadi bekal berharga bagi para pekerja migran Indonesia sekembalinya ke tanah air.
Dari hampir 500 pendaftar, hanya 306 yang berhasil lolos seleksi ketat untuk memenuhi kebutuhan tenaga kerja di sektor kesehatan Jepang. Sebanyak 16 orang akan ditempatkan sebagai perawat (nurse), sementara 290 lainnya akan bertugas sebagai caregiver. Kontrak kerja mereka ditetapkan selama tiga tahun dan memiliki opsi perpanjangan satu tahun.
Karding menyampaikan bahwa para pekerja yang terpilih merupakan individu-individu terbaik. Ia berharap mereka dapat memanfaatkan peluang ini secara optimal, tidak hanya untuk meningkatkan pendapatan, tetapi juga untuk memberikan kontribusi positif bagi keluarga, masyarakat, dan negara. Ia mengaitkan semangat bekerja keras ini dengan konsep jihad, yang dalam konteks ini diartikan sebagai dedikasi untuk mencapai tujuan yang lebih besar.
Pemberangkatan ini menandai gelombang pertama penempatan PMI ke Jepang pada tahun 2025. Pemerintah Indonesia berharap program IJ-EPA ini dapat terus berlanjut dan memberikan manfaat yang signifikan bagi kedua negara, terutama dalam peningkatan kualitas sumber daya manusia dan penguatan hubungan bilateral.