Kepala Sekolah Rakyat Diharapkan Proaktif 24 Jam dalam Mendampingi Siswa
Wakil Menteri Sosial, Agus Jabo Priyono, menekankan pentingnya peran kepala Sekolah Rakyat untuk selalu siap sedia dalam mengakomodasi berbagai permasalahan siswa. Pernyataan ini disampaikan dalam acara Penutupan Retret Kepala Sekolah Rakyat Tahap Pertama yang diadakan di Batalyon Arhanud, Pesanggrahan, Jakarta Selatan.
Agus Jabo menekankan bahwa kepala sekolah harus memiliki empati yang mendalam terhadap para siswa Sekolah Rakyat. Beliau menjelaskan bahwa Sekolah Rakyat merupakan sekolah berasrama (boarding school) yang menerapkan pendekatan holistik. Pendekatan ini tidak hanya fokus pada pendidikan formal, tetapi juga memperhatikan aspek psikologis dan sosial siswa.
"Kepala sekolah harus benar-benar memiliki empati dan mengakomodasi setiap permasalahan yang dihadapi oleh sekolah, selama 24 jam," ujarnya.
Dengan sistem asrama, kepala sekolah dituntut untuk selalu hadir dan responsif terhadap segala permasalahan yang muncul sehari-hari. Agus Jabo menjelaskan bahwa kegiatan di Sekolah Rakyat terbagi menjadi dua sesi, yaitu pendidikan formal pada pagi hingga siang hari, dan kegiatan ekstrakurikuler serta pendidikan karakter pada sore hari.
"Kepala sekolah harus hadir dan mendengarkan persoalan yang dihadapi anak-anak," tambahnya.
Mengingat sebagian besar siswa Sekolah Rakyat berasal dari latar belakang yang kompleks, seperti masalah ekonomi, kesehatan, dan sosial, kepala sekolah dituntut untuk memiliki empati tinggi dan kesiapan untuk memenuhi kebutuhan siswa. Selain itu, Sekolah Rakyat juga akan dilengkapi dengan pamong, wali asuh, dan pendamping yang akan terus berinteraksi dengan siswa. Tujuan dari pendampingan ini adalah untuk membangun kepercayaan diri siswa, meningkatkan kondisi kesehatan, dan memastikan perkembangan karakter yang positif.
Agus Jabo menjelaskan:
- Siswa yang kekurangan gizi akan diberikan tambahan gizi.
- Siswa yang memiliki masalah kesehatan akan dibantu untuk mendapatkan perawatan.
- Siswa yang kurang percaya diri akan didampingi hingga tumbuh keberaniannya.
Beliau juga menekankan bahwa peran guru dan kepala sekolah di Sekolah Rakyat tidak hanya sebagai pengajar, tetapi juga sebagai pendamping, pengasuh, dan figur orang tua bagi para siswa. Kepala sekolah dan guru diharapkan memiliki dasar empati dan kemampuan untuk berinteraksi secara efektif dengan siswa.
"Sekolah ini harus interaktif, bukan hanya soal ilmu, tapi soal perhatian dan cinta," pungkasnya.