Jufrianto: Kisah Kepala Sekolah Rakyat dari Takalar, Ditempa di Barak TNI
Jufrianto: Dari PNS Pendidikan Hingga Nakhoda Sekolah Rakyat di Takalar
M Jufrianto, seorang Pegawai Negeri Sipil (PNS) di sektor pendidikan, kini mengemban amanah baru sebagai Kepala Sekolah Rakyat Sentra Pangurangi di Kabupaten Takalar, Sulawesi Selatan. Penunjukannya menjadi bagian dari inisiatif pemerintah untuk meningkatkan kualitas pendidikan, khususnya bagi anak-anak dari keluarga kurang mampu.
Sekolah Rakyat Sentra Pangurangi dirancang sebagai wadah pendidikan inklusif. Berbeda dari sekolah konvensional, Sekolah Rakyat ini memiliki visi untuk memutus rantai kemiskinan melalui pendidikan berkualitas. Jufrianto terpilih melalui sistem pemetaan talenta yang dilakukan oleh Kementerian Sosial, berdasarkan kualifikasi pendidikan dan rekam jejaknya. Proses seleksi yang ketat membawanya dari 10 besar, hingga akhirnya terpilih sebagai yang terbaik.
Pengalaman Retret: Pembentukan Mental dan Emosional di Barak TNI
Sebelum memulai tugasnya, Jufrianto bersama 51 Kepala Sekolah Rakyat lainnya mengikuti retret yang diselenggarakan oleh Kementerian Sosial. Retret ini diadakan di dua lokasi berbeda, yaitu Pusdiklatbangprof Margaguna dan Batalyon Arhanud 10/ABC Pesanggrahan. Pengalaman yang paling berkesan baginya adalah saat berada di barak TNI. Di sana, ia dan peserta lainnya dididik tentang kedisiplinan, keteraturan, dan rasa hormat.
Jufrianto mengungkapkan bahwa retret tersebut memberikan pemahaman mendalam tentang visi Sekolah Rakyat. Awalnya, ia memiliki anggapan bahwa Sekolah Rakyat adalah sekolah pinggiran. Namun, setelah mendapatkan pembekalan tentang konsep, fasilitas, kurikulum, dan sistem pengelolaan sekolah, pandangannya berubah total. Ia terkesan dengan kesiapan pemerintah dalam menyediakan pendidikan yang layak bagi anak-anak kurang mampu.
Selama di barak TNI, Jufrianto dan peserta lainnya merasakan langsung kehidupan sebagai seorang prajurit. Mereka tidur di alas sederhana, mengantri makan, dan mengikuti rutinitas yang penuh kedisiplinan. Pengalaman ini memberikan perspektif baru tentang pengabdian dan tanggung jawab. Jufrianto merasa bahwa pengalaman tersebut akan membantunya dalam memahami dan melayani kebutuhan siswa-siswinya.
Menuju Sekolah Rakyat Sentra Pangurangi
Setelah menerima Surat Keputusan (SK) pengangkatan, Jufrianto siap untuk menjalankan tugasnya sebagai Kepala Sekolah Rakyat Sentra Pangurangi. Ia berencana untuk segera mengunjungi sekolah tersebut dan mempersiapkan segala sesuatunya. Berdasarkan informasi yang diperolehnya, sekolah tersebut sebelumnya merupakan tempat rehabilitasi yang dialihfungsikan menjadi sekolah. Ia melihat potensi besar untuk mengubah tempat tersebut menjadi lingkungan belajar yang inspiratif dan menyenangkan bagi anak-anak.
Dengan semangat baru dan pengalaman yang diperoleh selama retret, Jufrianto optimis dapat menjalankan amanah yang diberikan kepadanya. Ia menyadari bahwa menjadi Kepala Sekolah Rakyat bukan sekadar jabatan administratif, tetapi sebuah panggilan untuk berkontribusi dalam membangun masa depan bangsa. Ia merasa terhormat dapat menjadi bagian dari inisiatif pemerintah dalam memutus rantai kemiskinan melalui pendidikan.
Jufrianto yakin bahwa Sekolah Rakyat Sentra Pangurangi akan menjadi tempat di mana anak-anak dapat mengembangkan potensi mereka secara maksimal. Ia berkomitmen untuk menciptakan lingkungan belajar yang inklusif, kreatif, dan inovatif. Dengan dukungan dari pemerintah, masyarakat, dan seluruh pihak terkait, ia berharap dapat mewujudkan visi Sekolah Rakyat sebagai pusat pendidikan yang unggul dan berdaya saing.