Bahasa Belitung di Ambang Kepunahan: Upaya Pelestarian dari Sang Novelis Andrea Hirata

Andrea Hirata Bergerak Selamatkan Bahasa Belitung dari Kepunahan

Andrea Hirata, novelis kenamaan asal Manggar, Belitung Timur, tengah gencar melakukan upaya penyelamatan bahasa asli Belitung. Tindakan ini bukan sekadar pelestarian budaya, melainkan sebuah respons mendalam terhadap warisan leluhur yang terancam hilang.

Titik balik yang mendorong Andrea Hirata untuk fokus pada pelestarian bahasa Belitung berawal dari perenungan mendalam dan ucapan orang tuanya. Lebih dari 20 kosakata Belitung teridentifikasi berada di ambang kepunahan. Sang novelis mengungkapkan bagaimana kata-kata orang tuanya menyadarkannya akan pentingnya bahasa ibu.

"Percuma kau menulis buku jika bahasa ibu ini tidak dikenali lagi," kenang Andrea Hirata, menirukan pesan orang tuanya.

Keresahan ini memicu Andrea Hirata untuk terjun langsung ke lapangan, melakukan riset mendalam di berbagai pelosok kampung. Ia mencatat kosakata unik yang mulai jarang digunakan. Salah satu contohnya adalah kata 'terkeliap', yang menggambarkan kondisi seseorang yang tidur tidak nyenyak dan mudah terbangun. Contoh lain adalah 'terkelede', kata yang menggambarkan kondisi antara tidur dan bangun.

Andrea Hirata menjelaskan kekhawatirannya terhadap fenomena penggunaan bahasa yang kurang tepat, terutama kecenderungan untuk menambahkan akhiran '-e' yang sebenarnya berasal dari dialek lain ke dalam bahasa Belitung. Hal ini dianggap sebagai sebuah ancaman terhadap kemurnian bahasa Belitung.

Festival Bahasa sebagai Upaya Pelestarian

Menyadari urgensi situasi ini, Andrea Hirata terinspirasi untuk mengadakan festival kecil di Museum Kata. Ia berencana untuk menggelar festival serupa di tahun mendatang, sebagai wadah untuk merayakan dan menghidupkan kembali bahasa Belitung.

Sang novelis menegaskan bahwa upayanya ini murni didorong oleh kecintaan terhadap bahasa dan budaya, tanpa motif politik atau bisnis. Baginya, bahasa Belitung adalah warisan berharga yang harus dijaga dan dilestarikan.

"Bahasa itu tidak ada urgensi politiknya, bahasa tidak akan menimbulkan bisnis, atau membuat saya jadi politisi. Mengapa?" ujarnya.

Selama 15 tahun terakhir, Andrea Hirata merasakan sendiri perjuangan dalam melestarikan bahasa Belitung. Ia mengibaratkan usahanya ini seperti memompa sepeda tua milik ayahnya, menempuh perjalanan panjang dari satu kampung ke kampung lainnya.

Upaya Andrea Hirata adalah panggilan jiwa untuk menjaga identitas budaya Belitung. Melalui riset, pendokumentasian, dan festival bahasa, ia berharap dapat membangkitkan kesadaran masyarakat akan pentingnya melestarikan bahasa ibu, warisan tak ternilai yang menghubungkan generasi masa kini dengan akar budaya mereka.

Daftar Kata yang Terancam Punah:

Berikut beberapa contoh kata yang terancam punah yang ditemukan Andrea Hirata dalam risetnya:

  • Terkeliap
  • Terkelede

Upaya penyelamatan bahasa Belitung ini diharapkan dapat menjadi inspirasi bagi daerah lain di Indonesia untuk turut melestarikan kekayaan bahasa dan budaya mereka masing-masing.