Arak Bali Siap Gemparkan Pasar China: Kisah dari Toko Bebas Bea Hingga Panggung Internasional

Arak Bali Mengukir Sejarah di Pasar Internasional

Kabar menggembirakan datang dari Pulau Dewata, Bali. Minuman tradisional kebanggaan masyarakat Bali, arak, kini siap merambah pasar ekspor China. Gubernur Bali, I Wayan Koster, mengungkapkan bahwa produk arak yang berasal dari Kabupaten Buleleng ini telah melalui proses panjang hingga akhirnya dilirik oleh Negeri Tirai Bambu.

Perjalanan arak Bali menuju pasar internasional dimulai dari toko bebas bea atau duty free di Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai. Di sanalah, para wisatawan mancanegara pertama kali mengenal cita rasa khas arak Bali. Koster menjelaskan bahwa produk arak yang akan diekspor ke China berasal dari daerah Banyuning, Buleleng. Keberhasilan ini tidak lepas dari riset mendalam yang dilakukan oleh pemerintah dan pelaku usaha China terhadap berbagai jenis minuman beralkohol dari berbagai negara.

"China memilih arak Bali setelah menguji sejumlah minuman beralkohol di berbagai negara," ujar Koster, menunjukkan bahwa kualitas arak Bali mampu bersaing dengan minuman beralkohol dari negara lain. Keyakinan ini didasari oleh kualitas arak Bali yang tidak kalah dengan minuman beralkohol populer seperti soju Korea, sake Jepang, atau whisky.

Transformasi Arak Bali: Dari Tradisi ke Komoditas Unggulan

Koster menceritakan pengalamannya saat berinteraksi dengan salah satu pemilik produk arak Bali yang dijual di Bandara Ngurah Rai. Ia mengungkapkan bahwa penjualan arak Bali di duty free sangat menjanjikan, dengan volume penjualan mencapai 4.000 liter per bulan. Tingginya minat terhadap arak Bali di duty free menunjukkan potensi besar minuman ini di pasar yang lebih luas.

Keberhasilan arak Bali menembus pasar ekspor tidak lepas dari peran Pemerintah Provinsi Bali dalam menata kelola minuman fermentasi dan destilasi khas Bali. Peraturan Gubernur Nomor 1 Tahun 2020 menjadi landasan hukum untuk memanfaatkan arak Bali sebagai sumber daya ekonomi yang dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat Bali. Dengan sumber daya alam yang melimpah, seperti kelapa dan ental, Bali memiliki potensi besar untuk mengembangkan industri arak yang berkelanjutan.

"Sejak diundangkan Pergub ini, dua tahun riset pengrajin arak sudah keluar 65 merek produk arak Bali dengan kemasan bagus. Lolos Badan POM (Pengawas Obat dan Makanan) dan ada pita cukai," jelas Koster, menunjukkan bahwa arak Bali telah bertransformasi menjadi produk yang berkualitas dan memenuhi standar keamanan pangan.

Tantangan dan Peluang di Pasar Internasional

Keberhasilan arak Bali menembus pasar China membuka peluang baru bagi para petani dan pengrajin arak di Bali. Namun, tantangan juga menanti. Para pelaku industri arak Bali perlu terus meningkatkan kualitas produk, menjaga konsistensi rasa, dan mengembangkan strategi pemasaran yang efektif untuk bersaing di pasar global.

Diharapkan, keberhasilan arak Bali ini dapat menjadi inspirasi bagi pengembangan produk-produk lokal lainnya di Indonesia. Dengan dukungan pemerintah dan semangat inovasi dari para pelaku usaha, produk-produk Indonesia dapat mengukir prestasi di pasar internasional dan meningkatkan perekonomian negara.