Indonesia Hadapi Defisit Talenta Digital: Proyeksi Kebutuhan 12 Juta di Tahun 2030

Indonesia diproyeksikan menghadapi peningkatan kebutuhan signifikan akan talenta digital, mencapai 12 juta orang pada tahun 2030. Proyeksi ini mengungkap adanya kesenjangan (gap) sekitar 4 juta talenta yang perlu diatasi untuk memenuhi kebutuhan industri di era digital.

Bonifasius Wahyu Pudjianto, Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BPSDM) Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo), menekankan pentingnya investasi dalam pengembangan sumber daya manusia (SDM) sebagai kunci untuk mendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia di masa depan. Ia menjelaskan bahwa kebutuhan akan talenta digital di berbagai sektor industri terus meningkat pesat. Angka proyeksi sebelumnya, yang memperkirakan kebutuhan 9 juta talenta digital dari tahun 2015 hingga 2030, telah dikoreksi menjadi 12 juta, mencerminkan dinamika dan pertumbuhan eksponensial di sektor digital.

Dengan proyeksi kebutuhan 12 juta talenta digital hingga tahun 2030, Indonesia membutuhkan rata-rata 600 ribu talenta digital setiap tahunnya. Sementara itu, ketersediaan talenta digital dalam lima tahun mendatang diperkirakan mencapai 9,3 juta orang, sehingga menimbulkan defisit atau gap sekitar 4 juta talenta. Kesenjangan ini menjadi tantangan yang harus segera diatasi agar Indonesia tidak tertinggal dalam persaingan global di era digital.

Untuk mengatasi kesenjangan ini, Kominfo berkolaborasi dengan berbagai perguruan tinggi dan perusahaan teknologi global untuk meningkatkan kapasitas dan kualitas SDM di bidang digital. Kolaborasi ini mencakup berbagai program pelatihan dan pengembangan keterampilan digital, yang dirancang untuk memenuhi kebutuhan industri yang terus berkembang. Beberapa perusahaan teknologi global yang terlibat dalam inisiatif ini antara lain Microsoft, Google, Meta, Cisco (dari Amerika Serikat), serta Huawei, Alibaba, dan ZTE (dari Tiongkok). Selain itu, perusahaan teknologi asal Rusia, seperti Yandex dan Cybertrust, juga turut berkontribusi dalam upaya pengembangan talenta digital di Indonesia.

Jenis keahlian yang paling dicari tidak hanya terbatas pada bidang engineering. Keterampilan komunikasi, analisis data, dan kemampuan untuk menerapkan teknologi (deployer) juga sangat penting. Oleh karena itu, program pelatihan dan pengembangan SDM harus mencakup berbagai aspek, mulai dari keterampilan teknis hingga keterampilan soft skills yang relevan dengan kebutuhan industri.

Upaya kolaboratif antara pemerintah, perguruan tinggi, dan sektor swasta diharapkan dapat mempercepat peningkatan jumlah talenta digital yang berkualitas di Indonesia. Dengan demikian, kesenjangan 4 juta talenta digital dapat diatasi pada tahun 2030, sehingga Indonesia dapat memanfaatkan potensi ekonomi digital secara optimal.