Tragedi di Tangerang: Anak Laki-laki Ditemukan Meninggal di Saluran Air Setelah Dilaporkan Hilang

Kota Tangerang berduka setelah seorang anak laki-laki berusia empat tahun, yang diidentifikasi dengan inisial A, ditemukan meninggal dunia di dalam saluran air dekat rumahnya di kawasan Kunciran Indah. Penemuan ini mengakhiri pencarian yang dimulai sejak anak tersebut dilaporkan hilang dua hari sebelumnya.

Menurut keterangan Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Tangerang, Mahdiar, laporan mengenai hilangnya A diterima dari Camat Pinang pada hari Kamis (19/6) sekitar pukul 11.00 WIB. Informasi yang diperoleh dari pihak keluarga menyebutkan bahwa sebelum kejadian, A sempat bermain di genangan air bersama ibunya, yang bernama I, di dekat rumah mereka pada hari Rabu (18/6) sekitar pukul 13.00 WIB. Setelah bermain sebentar, A kembali masuk ke rumah.

Mahdiar menjelaskan bahwa ibu korban mengungkapkan A memiliki riwayat ADHD (Attention Deficit Hyperactivity Disorder) atau hiperaktif. Salah satu kebiasaannya adalah berlari keluar rumah setiap kali melihat pintu atau pagar terbuka. Pada hari kejadian, A sedang berada di ruang tamu bersama sepupunya. Ketika ibunya pergi ke kamar untuk mengambil kerudung dan kembali ke ruang tamu, A sudah tidak ada di tempat, hanya ada sepupunya yang seusia dengannya. Ibu korban segera mencari A di sekitar rumah, namun tidak berhasil menemukannya.

Setelah berdiskusi dengan pihak keluarga, tim BPBD melakukan penyisiran di sepanjang saluran air dekat rumah korban, dengan jangkauan sekitar 300 meter. Dalam pencarian tersebut, petugas menemukan dua titik sumbatan di dalam saluran air. Karena keterbatasan alat, BPBD menghubungi Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) untuk meminta bantuan alat jack hammer guna membongkar beton penutup saluran air.

Setelah hampir dua jam proses pembongkaran beton, tepatnya pada pukul 15.05 WIB, jenazah A akhirnya ditemukan tersangkut di titik sumbatan kedua di dalam saluran air. Petugas dari BPBD, Polsek setempat, dan Dinas Kesehatan segera melakukan evakuasi jenazah dan menyerahkannya kepada pihak keluarga untuk proses pemakaman.

Tragedi ini menjadi pengingat bagi para orang tua untuk selalu mengawasi anak-anak mereka, terutama yang memiliki kondisi khusus seperti ADHD, agar terhindar dari kejadian serupa. Pihak berwenang juga mengimbau masyarakat untuk menjaga kebersihan lingkungan, termasuk saluran air, agar tidak terjadi sumbatan yang dapat membahayakan keselamatan warga.